BAB
GEOGRAFI
A. SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI
Istilah geografi kali
pertama diperkenalkan seorang ahli filsafat dan astronomi terkenal yang bernama
Eratosthenes (276–194 SM). Menurutnya, geografi berasal dari kata Geographika
yang berarti tulisan atau deskripsi tentang Bumi.
Pada masa itu, ilmu
geografi pada umumnya menceritakan berbagai tempat di permukaan Bumi sebagai
hasil penjelajahan ke berbagai penjuru dunia yang dikenal dengan aliran Logografi.
Selain
memperkenalkan istilah Geographika,
Eratosthenes juga merupakan orang pertama yang berhasil menghitung keliling
Bumi secara matematis. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan panjang
busur dua kota di Mesir, yaitu
Alexandria (Iskandariyah) dan Seyne (Aswan) dengan panjang keliling Bumi secara
keseluruhan. Adapun dari hasil pengamatannya, Eratosthenes memperkirakan
panjang keliling Bumi adalah 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter).
Hasil pengukuran Eratosthenes ini pada akhirnya menjadi dasar dalam pembuatan
globe pertama yang dikembangkan Crates (150 SM). Bentuk globe pertama
buatan Crates tentunya masih sangat sederhana. Crates membuat tiga benua
tambahan sebagai penye imbang globe yang dibuatnya. Pandangan Crates melahirkan
konsep Antipoda atau benua selatan yang besar dan dikenal dengan nama Terra
Australis
Pengertian geografi
ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan
pemikiran, pemahaman, dan penelaahan manusia. Seorang ahli astronomi dan
matematika
bernama Claudius Ptolemaeus (87–150
M) dalam bukunya yang berjudul Geograpike Unphegesis mengemukakan bahwa
geografi merupakan suatu penyajian melalui peta dari sebagian wilayah permukaan
Bumi yang menunjukkan ketampakan secara umum.
Menurut Ptolemaeus
geografi berbeda dengan Chorografi, karena chorografi lebih mengutamakan
ketampakan asli dari suatu wilayah bukan terletak pada ukurannya (bersifat
kualitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat
kuantitatif. Sumbangan Ptolemaeus yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu
geografi yaitu dalam bidang pemetaan (kartografi). Selain itu
Ptoleumaeus dianggap
sebagai peletak dasar ilmu geografi.
Tokoh lain yang
sangat dalam pengembangan kajian ilmu geografi adalah Bernhardus Varenius (1622–1650).
Dalam bukunya yang berjudul Geographia Generalis, Varenius mengemukakan
pendapat bahwa pada dasarnya bidang kajian geografi dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu sebagai berikut.
1.
Geografi Umum
a. Bagian terestrial, yaitu pengetahuan
tentang Bumi sebagai keseluruhan bentuk dan ukurannya.
b. Bagian falakiah, yaitu bagian yang
menelaah relasi Bumi dengan planet serta bintang-bintang di jagat raya.
c. Bidang komparatif, yaitu deskripsi
mengenai Bumi secara lengkap. Dalam hal ini meliputi letak relatif dari
berbagai tempat di permukaan Bumi serta prinsip-prinsip pelayaran samudra.
2.
Geografi Khusus
a. Aspek langit, yaitu aspek yang secara
khusus mempelajari keadaan iklim.
b. Aspek permukaan Bumi, (litosfer) yaitu
aspek yang mem pelajari mengenai relief atau bentuk muka bumi, flora serta
fauna di berbagai wilayah di permukaan Bumi.
c. Aspek manusia, yaitu aspek yang
mempelajari aspek penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di berbagai wilayah.
Geografi khusus ini kemudian berkembang
menjadi geografi regional yang membahas berbagai wilayah di permukaan Bumi.
Perkembangan ilmu
geografi juga dipengaruhi oleh adanya pemikiran yang beraliran fisis
determinis (gejala kemanusiaan).
Kelompok ini berpendapat bahwa keadaan alam suatu wilayah sangat menentukan
sifat, karakter, dan pola hidup penduduk yang menempati daerah tersebut. Beberapa
ahli geografi yang beraliran fisis determinis antara lain Immanual Kant, Karl Ritter, Friederich Ratzel,
dan Elsworth Huntington.
Immanuel Kant (Jerman) dianggap
sebagai peletak dasar geografi modern dan pengembang paham fisis
determinis. Beliau menganggap geografi sebagai suatu disiplin ilmiah.
Menurut Kant, ilmu pengetahuan dapat dipandang dari tiga sudut yang berbeda,
yaitu sebagai berikut :
1.
Ilmu
pengetahuan yang menggolong-golongkan fakta berdasarkan jenis objek yang
mempelajarinya disebut ilmu pengetahuan sistematik. Misalnya, Botani, Geologi,
dan Sosiologi.
2.
Ilmu
pengetahuan yang memandang gabungan antarfakta sepanjang masa. Ilmu pengetahuan
yang mempelajarinya adalah Sejarah.
3.
Ilmu
pengetahuan yang memandang fakta-fakta yang berkenaan dengan ruang. Ilmu
pengetahuan yang mempelajarinya adalah Geografi.
Karl Ritter (Jerman) dianggap sebagai
peletak dasar geografi modern. Karl Ritter memiliki reputasi internasional
pada bidang geografi. Seorang tokoh yang berjasa dalam meletakkan dasar pengetahuan
empiris geografi. Pandangan, paham, dan idenya telah berkembang sebelum
perkembangan Teori Evolusi dari Darwin. Karl Ritter menganggap negara
sebagai organisasi hidup (makhluk hidup) yang dalam perkembangannya memerlukan makanan,
minuman, dan ruang bagi kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan, suatu negara pada
umumnya akan mencari dan menguasai wilayah-wilayah lain di sekitarnya, terutama
wilayah yang lemah. Huntington (USA) berpendapat bahwa kondisi iklim suatu
wilayah sangat menentukan tingkat kemajuan sosial budaya penduduknya.
Berdasarkan
tulisannya mengenai kajian geografi, Alexander von Humbolt dikenal
sebagai peletak dasar geografi fisika modern. Humbolt memberikan batas-batas di antara ilmu
pengetahuan dan membaginya ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut :
1.
Physiography, ilmu yang sistematik.
2.
Naturchicte, penekanannya terhadap semua hal yang
berhubungan dengan waktu.
3.
Geognesie oder weltbeschreibung, uraian tentang bumi
atau dunia yang membahas mengenai persebaran pola keruangan.
Pada awalnya banyak
ahli geografi yang menganut paham fisis determinis. Semenjak abad XIX banyak
ahli geografi yang berupaya meninggalkan faham fisis determinis. Terutama paham
yang dikembangkan Paul Vidal de la Blace yang dikenal pelopor aliran
Prancis, yaitu possibilisme.
Menurut aliran
possibilisme alam hanya menawarkan beberapa kemungkinan terhadap manusia dan
manusia sendiri yang memilih kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia memiliki
akal dan
pikiran untuk memperbaiki kehidupannya
melalui kemungkinan yang ditawarkan alam
B. PENGERTIAN GEOGRAFI
Di Indonesia,
penyebutan geografi sebagai sebuah bidang kajian ilmu dikenal dengan berbagai
istilah.Dalam bahasa Belanda dikenal dengan Ardrijkskunde dan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan Geography. Dalam bahasa Indonesia sendiri
dulu dikenal dengan istilah Ilmu Bumi. Pemakaian istilah Ilmu Bumi di
Indonesia ternyata dinilai kurang begitu cocok, karena dikhawatir kan akan
mengaburkan
dua bidang ilmu berbeda yaitu antara
Geografi dan Geologi.
Secara etimologis
kedua bidang ilmu tersebut berkaitan dengan pengetahuan tentang Bumi. Apabila
dilihat dari objek sudut pandang keilmuannya akan terlihat per bedaan yang
sangat mencolok.
Istilah Geografi
berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien yang artinya
pencitraan. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu
yang ada di permukaan bumi.
%
Pengertian Geografi
Menurut Para Ahli
1. Immanuel Kant (1724–1821)
Selain sebagai seorang geograf, Kant juga
seorang filsuf. Kant tertarik pada geografi karena menurutnya ilmu itu dekat
dengan filsafat. Semua gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat ditemukan
dalam buku Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi
adalah ilmu yang objek studinya adalah
benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di
permukaan Bumi.
2. Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli
botani. Ia tertarik geografi ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia
diakui sebagai peletak dasar geografi fisik modern. Ia menyatakan geografi identik atau serupa dengan
geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan Bumi dengan Matahari dan
perilaku Bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe
permukaan Bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan
hidrosfer dan biosfer.
3. Friederich Ratzel (1844–1904)
Ratzel adalah guru besar geografi di Leipzig.
Ia mengemukakan konsep geografi dalam bukunya yang berjudul Politische
Geographie. Konsep itu diberi nama “Lebensraum” yang artinya wilayah
geografis sebagai sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat suatu
negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia miliki.
4. Elsworth Huntington (1876–1947)
Huntington adalah geograf asal Amerika
Serikat. Melalui bukunya yang berjudul The Pulse of The Earth, ia
memaparkan bahwa kelangsungan hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi
oleh iklim. Atas dasar teorinya itu, Huntington kemudian terkenal sebagai
“determinis iklim” (memandang iklim sebagai penentu kehidupan). Ia mengatakan,
geografi sebagai studi tentang fenomena
permukaan Bumi beserta penduduk yang menghuninya. Ia menjelaskan adanya
hubungan timbal balik antara gejala dan sifat-sifat permukaan Bumi dengan
penduduknya.
5. Yeates (1963)
Geografi adalah ilmu yang memerhatikan
perkembangan rasional dan lokasi dari berbagai sifat yang beraneka ragam di
permukaan bumi. Dalam pandangan Yeates, geografi adalah ilmu yang berperanan
dalam perkembangan suatu lokasi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada di permukaan
bumi dengan tidak mengenyampingkan alasan-alasan yang rasional.
6. Bernard Varenius (1622–1650)
Bernard Varenius adalah seorang geograf asal
Jerman. Anehnya, dia adalah lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Leiden,
Belanda. Dalam bukunya, Geographia Generalis, ia mengatakan bahwa geografi
adalah campuran dari matematika yang
membahas kondisi Bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang benda-benda langit lainnya.
Dalam buku itu juga, Varenius membagi
geografi menjadi dua, yaitu:
a. Geografi Umum
Bagian
ini membahas karakteristik Bumi secara umum, tidak tergantung oleh keadaan
suatu wilayah. Menurut gagasan Varenius, geografi umum mencakup tiga bagian,
yaitu:
1) Terestrial, merupakan pengetahuan tentang Bumi secara
keseluruhan, bentuk, dan ukurannya.
2) Astronomis, membicarakan hubungan Bumi dengan
bintang-bintang yang merupakan cikal bakal ilmu Kosmografi.
3) Komparatif, menyajikan deskripsi lengkap mengenai Bumi,
letak, dan tempat-tempat di permukaan Bumi.
b.
Geografi Khusus
Bagian
ini mendeskripsikan tentang wilayah tertentu menyangkut wilayah luas maupun
sempit. Bagian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu:
1) Atmosferis yang secara khusus membicarakan iklim.
2) Litosferis yang secara khusus menelaah permukaan Bumi
meliputi relief, vegetasi, dan fauna dari berbagai negeri.
3) Manusia yang membicarakan keadaan penduduk,
perniagaan, dan pemerintahan dari berbagai negeri.
7. Daldjoeni
Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya
yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan
manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan regional
(wilayah).
a. Spasial (ruang), geografi mempelajari persebaran gejala baik
yang alami maupun manusiawi di muka Bumi.
b. Ekologi, geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu
beradaptasi dengan lingkungannya.
c. Region (wilayah), geografi mempelajari wilayah sebagai tempat
tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya.
8. Halford Mackinder (1861–1947)
Mackinder adalah pengajar di Universitas
Oxford. Pendapatnya tentang geografi sangat terkenal lewat makalahnya yang
berjudul The Scope and Methods of Geography yang berisi konsep man-land relation (hubungan manusia dengan lahan) dalam geografi. Ia menyatakan bahwa
geografi adalah ilmu yang fungsi
utamanya menyelidiki interaksi manusia dalam masyarakat dengan lingkungan yang
berbeda menurut lokasinya.
9. Vernor E. Finch dan Glen Trewartha (1980)
Geografi adalah deskripsi dan penjelasan yang
menganalisis permukaan bumi dan pandangannya tentang hal yang selalu berubah
dan dinamis, tidak statis dan tetap. Dari pengertian di atas Vernor & Glen
menitikberatkan pada aspek fisik yang ada di bumi yang selalu berubah dari masa
ke masa. Contoh:
§
Perubahan
cuaca maupun iklim pada suatu tempat atau wilayah.
§
Perubahan
kesuburan tanah akibat dari proses erosi dan pelapukan yang sangat tinggi.
10. Karl Ritther (1779–1859)
Geografi adalah suatu telaah mengenai bumi
sebagai tempat hidup manusia. Dalam kajiannya, studi geografi mencakup semua
fenomena yang terdapat di permukaan bumi, baik alam organik maupun alam
anorganik yang terkait dengan kehidupan manusia, termasuk aktivitas manusia
juga turut dibahas. Contohnya, sungai adalah bagian dari alam anorganik yang
mempunyai kaitan langsung dengan kehidupan manusia.
11. Hartshorne (1960)
Geografi adalah ilmu yang berkepentingan
untuk memberikan deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat
variabel permukaan bumi. Dalam pandangan Hartshorne, geografi adalah suatu ilmu
yang mampu menjelaskan tentang sifat-sifat variabel permukaan bumi secara teliti,
beraturan, dan rasional.
Contoh, seorang ahli geografi setelah
melakukan analisis kewilayahan mampu membagi suatu wilayah menjadi beberapa
satuan lahan yang potensial maupun lahan yang tidak potensial. Pembagian ini
didasarkan pada beberapa parameter kebumian yang sesuai dengan syarat-syarat
peruntukannya.
12. Ferdinand Von
Richtoffen (1838–1905)
Geografi adalah studi tentang gejala dan
sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya,
dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat
tersebut.
13. Alexander (1958)
Geografi adalah studi tentang pengaruh
lingkungan alam pada aktivitas manusia. Dalam pandangan Alexander inilah mulai
dibahas tentang hubungan timbal balik antara aktivitas manusia serta pengaruhnya
terhadap lingkungan alam. Contoh, penebangan hutan yang tidak terkendali oleh
manusia mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan dan penggundulan hutan, yang
dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
14. Karl Ritther (1779–1859)
Geografi adalah suatu telaah mengenai bumi
sebagai tempat hidup manusia. Dalam kajiannya, studi geografi mencakup semua
fenomena yang terdapat di permukaan bumi, baik alam organik maupun alam
anorganik yang terkait dengan kehidupan manusia, termasuk aktivitas manusia
juga turut dibahas. Contohnya, sungai adalah bagian dari alam anorganik yang
mempunyai kaitan langsung dengan kehidupan manusia.
15. Paul Vidal de La Blace (1845–1918)
Vidal adalah geograf asal Prancis. Ia adalah
pelopor posibilisme dalam geografi. Posibilisme (teori kemungkinan)
muncul setelah Vidal melakukan penelitian untuk membuktikan interaksi yang
sangat erat antara manusia dan lingkungan pada masyarakat agraris pramodern.
Ia menegaskan bahwa lingkungan menawarkan
sejumlah kemungkinan (posibilities)
kepada manusia untuk hidup dan berkembang. Atas dasar itu, Vidal mengemukakan
konsepnya yang disebut genre de vie atau mode
of live (cara hidup). Dalam konsep ini, geografi diartikan sebagai studi tentang kualitas negara-negara, di mana
penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini.
16.
Erastothenes
Geografi adalah penulisan tentang bumi. Definisi ini sesuai dengan perkembangan
geografi pada masa itu yang membicarakan keadaan daerah-daerah lain (geo =
bumi; graphein = penulisan atau uraian).
17.
Strabo
Strabo menyebutkan bahwa geografi erat kaitannya dengan karakteristik
tertentu mengenai suatu tempat dengan memperhatikan juga hubungan antara
berbagai tempat secara keseluruhan. Geografi sejak perkembangannya, dimulai dari menceritakan tentang
daerah lain, sudah lebih dikhususkan lagi
dan sudah adanya konsep region yaitu daerah yang sudah mempunyai ciri khas tersendiri dan adanya hubungan
antardaerah (tempat).
18.
John Hanrath
Geografi adalah pengetahuan yang menyelidiki persebaran gejalagejala
fisik biologis dan antropologis pada ruang di permukaan bumi, sebab akibat dan
gejala menurut ukuran nilai, motif yang hasilnya dapat dibandingkan.
19.
James E. Preston
Geografi adalah ilmu yang berhubungan dengan interrelasi manusia dan habitatnya. Batasan
ini lebih ditekankan pada interelasi di antara habitat manusia.
20. Bintarto (1977)
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang
mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam, dan penduduk, serta mempelajari
corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsurunsur
bumi dalam ruang dan waktu. Di sini dijelaskan bahwa geografi tidak hanya
mempelajari alam (bumi) beserta gejala-gejalanya, tetapi geografi juga
mempelajari manusia beserta semua kebudayaan yang dihasilkannya.
21. Prof. Soetanto
geografi adalah geosfer yang merupakan
substansi geografi juga dipelajari oleh bidang ilmu lain. Oleh karena itu,
geosfer tidak mencirikan ilmu yang disebut geografi. Kajian geografi lebih
dicirikan oleh sudut pandang atau cara penjelasannya di dalam mengkaji geosfer
tersebut. Dengan demikian, ada beda jenis antara beberapa ilmu lain dengan
geografi, meskipun kajiannya sama dan serupa.
22.
Seminar dan lokakarya peningkatan kualitas
pengajaran geografi 1988
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfera dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam
konteks keruangan.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya ilmu geografi
terpusat pada gejala geosfer dalam kaitan hubungan persebaran dan interaksi
keruangan.
%
Kesamanaan Sudut
Pandang Para Ahli Tentang Ilmu Geografi
Jika kita perhatikan beberapa definisi atau
pengertian dan sejarah perkembangan geografi dari masa ke masa selalu mengalami
perkembangan. Namun, apabila kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para
ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang
tersebut terutama dalam mengkaji:
1.
Bumi
sebagai tempat tinggal,
2.
Hubungan
manusia dengan lingkungannya (interaksi),
3.
Dimensi
ruang dan dimensi historisnya, serta
4.
Pendekatan,
yaitu meliputi pendekatan spasial
(keruangan), ekologi (kelingkungan), dan regional
(kewilayahan).
C. FUNGSI PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Fungsi pembelajaran geografi adalah:
1. Mengembangkan pengetahuan tentang
pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan,
2. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam
memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan, dan menerapkan pengetahuan
geografi,
3. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan
kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap
keberagaman social budaya masyarakat.
D.
TUJUAN KAJIAN GEOGRAFI
Tujuan Kajian Geografi bertujuan untuk
memahami hal-hal sebagai berikut :
1.
Penyebaran
fenomena di atas permukaan bumi.
2.
Hubungan
antarfenomena di suatu tempat.
3.
Hubungan
suatu fenomena dengan fenomena di tempat lain.
4.
Efek
suatu fenomena terhadap fenomena lain.
5.
Variasi
suatu fenomena dari satu tempat ke tempat lain.
6.
Mengapa
suatu fenomena terdapat di suatu tempat sedangkan di tempat lain tidak terdapat
keberadaanya.
7.
Difusi
keruangan dan fenomena.
8.
Lokasi
dan lokalisasi dari suatu fenomena.
9.
Akibat
dari suatu tindakan pada suatu tempat terhadap fenomena di tempat lain.
10. Manfaat dan kegunaan
dari suatu fenomena atau tindakan guna meningkatkan kesejahteraan manusia dan
pembangunan.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Tujuan pembelajaran geografi terbagi
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Pengetahuan, antara lain :
a.
Mengembangkan konsep dasar geografi
yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.
b.
Mengembangkan pengetahuan sumber
daya alam, peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.
c.
Mengembangkan konsep dasar geografi
yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, dan wilayah negara/dunia.
2. Keterampilan, antara lain :
a.
Mengembangkan keterampilan mengamati
lingkungan fisik,lingkungan sosial dan lingkungan binaan.
b.
Mengembangkan keterampilan
mengumpulkan, mencatat datadan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek
keruangan.
c.
Mengembangkan keterampilan analisis,
sintesis, kecenderungan dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala
geografis.
3. Sikap, antara lain :
a.
Menumbuhkan kesadaran terhadap
perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.
b.
Mengembangkan sikap
melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas
lingkungan hidup.
c.
Mengembangkan kepekaan terhadap
permasalahan dalam sumber daya.
d.
Mengembangkan sikap toleransi
terhadap perbedaan sosial dan budaya.
e.
Mewujudkan rasa cinta tanah air dan
persatuan bangsa
F. RUANG LINGKUP GEOGRAFI
1. Ruang Lingkup Geografi Secara Umum
Ruang lingkup ilmu geografi secara umum
adalah sama luasnya dengan objek studi yang menjadi kajian dari ilmu geografi,
yaitu meliputi semua gejala geosfer, baik gejala alam maupun gejala sosial,
serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Ruang lingkup studi ilmu
geografi yaitu:
a.
Kajian
terhadap wilayah (region);
b.
Interaksi
antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari
keanekaragaman wilayah;
c.
Persebaran
dan kaitan antara penduduk (manusia) dengan aspek-aspek keruangan dan usaha
manusia untuk memanfaatkannya.
2. Berdasarkan Teori Lingkungan Hidup
Jika bumi dipandang dari segi teori
lingkungan hidup, permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga lingkungan,
yaitu sebagai berikut :
a.
Lingkungan fisik (physical environment) atau abiotik
adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk tak hidup,
misalnya tanah, udara, air, dan sinar matahari.
b.
Lingkungan biologis (biological environment) atau
biotik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa makhluk hidup,
seperti binatang, tumbuh-tumbuhan termasuk di dalamnya adalah manusia.
c.
Lingkungan sosial (social environment) adalah segala
sesuatu di sekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia baik
dalam
hubungannya dengan lingkungan alam
maupun hubungan antarmanusia.
Berkaitan dengan teori lingkungan, William
Kirk telah menyusun struktur lingkungan geografi yang digolongkan menjadi
lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan
berikut!
3. Menurut Daldjoeni
Untuk melihat apa dan bagaimana ruang lingkup
geografi, Daldjoeni mengemukakan pokok-pokok telaah geografi sebagai
berikut :
a.
Ukuran,
bentuk, dan aneka gerakan bumi.
b.
Persebaran
serta posisi masa daratan dan wujud perairan.
c.
Batuan,
struktur dan berbagai relief permukaan bumi.
d.
Air
yang ada di berbagai samudra, lautan, serta seluk beluk gerakannya.
e.
Pola
persebaran dunia tumbuhan dan hewan.
f.
Atmosfer
dengan gejala-gejala di dalamnya serta pola-pola iklim yang terdapat di
permukaan bumi.
g.
Ras-ras
umat manusia dan persebarannya yang berdasarkan unit kenegaraan.
h.
Aneka
bentuk kegiatan manusia dalam rangka menegakkan perekonomian.
i.
Bermacam-macam
ciri dan jenis pemukiman manusia yang ada.
j.
Ciri-ciri
sosial dan budaya masyarakat manusia
k.
Pengaturan
umat manusia secara politis dan relasi antarmereka.
4. Menurut Rhoad Murphy
Dalam bukunya “The Scope of Geography”
mengemukakan 3 pokok ruang lingkup studi
geografi, yaitu :
a.
Persebaran
dan keterkaitan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek-aspek keruangan dan
bagaimana manusia memanfaatkannya.
b.
Interaksi
antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari
keragaman wilayah.
c.
Kerangka
kerja regional dan analisis terhadap region-region khusus.
5. Berdasarkan definisi
geografi dari hasil kesepakatan IGI
di Semarang tahun 1988
Ruang lingkup geografi dapat diuraikan
sebagai berikut :
a.
Pengetahuan
mengenai gejala alam dan kehidupan di muka bumi yang dikenal dengan geosfer.
b.
Interaksi
antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
c.
Persebaran
gejala geosfer dan interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam konteks
keruangan dan kewilayahan.
G. OBJEK GEOGRAFI
%
Objek Geografi Secara
Umum
Objek studi geografi
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek Material
Objek material meliputi letak dan gejala atau
fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer. Letak geografi dibedakan menjadi
letak fisiografi dan letak sosiografi. Contoh letak fisiografi adalah letak
astronomis, maritim, klimatologi, dan letak geomorfologi. Contoh letak
sosiografi adalah letak sosial, ekonomi, politik, dan letak kultural.
Objek material berkaitan dengan bentang lahan
fisik dan bentang lahan manusia (budaya). Bentang lahan fisik atau lingkungan
alam meliputi atmosfer (meteorologi dan klimatologi), litosfer (geologi,
geomorfologi, dan pedologi), hidrosfer (oseanografi dan hidrologi), serta
biosfer (botani dan zoologi). Bentang lahan budaya atau lingkungan manusia
meliputi geografi sosial, geografi penduduk, geografi kota, geografi ekonomi,
dan lain-lain.
Objek material geografi adalah Geosfer (lapisan
bumi) yang terdiri atas:
a. Atmosfer (lapisan udara), terutama adalah
lapisan atmosfer bawah yang dikenal sebagai troposfer. Lapisan atmosfer masih
dikaji oleh bidang ilmu lain, yaitu Ilmu
Astronomi, Klimatologi, Geofisika dan Meteorologi.
b. Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan
luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi. Lapisan
litosferi masih dikaji oleh bidang ilmu lain, yaitu Geologi dan Geofisika.
c. Hidrosfer (lapisan air), baik yang berupa lautan,
danau, sungai dan air tanah. Lapisan litosferi masih dikaji oleh bidang ilmu
lain, yaitu Hidrologi dan Oceanografi.
d. Biosfer (lapisan tempat hidup), yang terdiri atas
hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai suatu komunitas bukan sebagai individu.
Lapisan litosferi masih dikaji oleh bidang ilmu lain, yaitu Biologi
e. Antroposfer (lapisan manusia). Lapisan litosferi masih dikaji oleh disiplin
ilmu, seperti Sosiologi, Antropologi, Politik, Ekonomi, dan disiplin ilmu-ilmu
yang lainnya.
Jadi secara nyata objek material geografi
meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi di muka bumi, seperti aspek
batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air serta flora dan
fauna yang terkait dengan kehidupan manusia.
2. Objek Formal
Objek formal geografi adalah cara pandang dan
cara berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi, baik keadaan fisik
maupun keadaan sosialnya. Cara pandang dan cara pikir terhadap objek material
dilihat dari segi keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah, serta waktu.
a.
Sudut Pandang Keruangan
Melalui sudut pandang keruangan, objek formal
ditinjau dari segi nilai suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini
kita bisa mempelajari tentang letak, jarak, keterjangkauan (aksesibilitas), dan
sebagainya.
Cara pandang geografi terhadap objek formal
dilihat dari organisasi keruangan (spatial setting) yang meliputi:
1)
Pola
persebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern);
2)
Keterkaitan
atau hubungan sesama antargejala tersebut (spatial system);
3)
Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala
tersebut (spatial process).
b.
Sudut Pandang Kelingkungan
Sudut pandang ini diterapkan dengan cara
mempelajari suatu tempat dalam kaitannya dengan keadaan suatu tempat beserta komponen-komponen
di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen tersebut terdiri
atas komponen abiotik dan biotik.
c.
Sudut Pandang Kewilayahan
Pada sudut pandang ini, objek formal
dipelajari kesamaan dan perbedaannya antarwilayah serta wilayah dengan
ciri-ciri khas. Dari sudut pandang ini kemudian muncul pewilayahan seperti kawasan
gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa dalam komponen atmosfer.
d.
Sudut Pandang Waktu
Objek formal dipelajari dari segi
perkembangan dari periode ke periode waktu atau perkembangan dan perubahan dari
waktu ke waktu. Contoh: perkembangan wilayah dari tahun ke tahun dan kondisi
garis pantai dari waktu ke waktu.
Salah satu contoh hubungan antarsudut pandang
dalam studi objek formal dapat dicermati pada bagan di bawah ini!
Pertanyaan 5 W dan 1
H
Dari pandangan objek formal, akan muncul
beberapa pertanyaan yang dikenal dengan 5
W dan 1 H. Maksudnya untuk mengetahui gejala-gejala yang terdapat di
permukaan bumi, sehingga jelas hasil uraiannya sebagai cara pandang geografi,
yaitu sebagai berikut :
a.
What, pertanyaan untuk
mengetahuai apa yang terjadi?
b.
Where, pertanyaan khas
geografi mengenai lokasi atau persebaran fenomena atau gejala di permukaan
bumi, dengan tujuan untuk mengetahui di mana peristiwa itu terjadi?
c.
When, merupakan peristiwa
awal yang mnejelaskan terjadinya suatu gejala atau fenomena. Pertanyaan ini
untuk mengetahui kapan peristiwa itu terjadi?
d.
Why, pertanyaan ini maksudnya untuk mengetahaui mengapa peristiwa
tersebut dapat terjadi?
e.
Who, mencari pelaku terjadinya suatu peristiwa, agar kita
mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa
tersebut atau yang terlibat di dalamnya?.
f.
How, mencari penyelesaian suatu masalah apabila peristiwa yang
terjadi sudah tampak gejala-gejalanya dan akibat yang ditimbulkannya.
Pertanyaan ini untuk mencari jawaban dari bagaimana peristiwa tersebut
seharusnya diselesaikan dengan baik?
Contoh Penggunaan 5 W
dan 1 H
Contoh penggunaan 5WH di atas dapat digunakan
untuk mengkaji bencana Tsunami, sebagai berikut :
a. (What) Apa yang terjadi?
Jawab
: Bencana alam Tsunami
b. (Where) Di mana terjadi bencana tersebut?
Jawab
: Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi Sumatera Utara
bagian barat.
c. (When) Kapan terjadi bencana tsunami tersebut?
Jawab
: Pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember 2004, sekitar pukul 08.40 WIB.
d. (Why) Mengapa
terjadi bencana tersebut?
Jawab
:Karena terjadinya pergerakan (dislokasi dan deformasi) lempeng tektonik Samudera Hindia-Australia yang bergesekan
dengan lempeng tektonik Benua Eurasia (Bagian Sumatra), sehingga terjadi gempa
bumi berkekuatan 9,2 skala richter di dasar laut Samudera Hindia. Akibatnya air
laut yang berada di atasnya terpengaruh dan menjadi gelombang besar (Tsunami), kemudian
menyapu kota serta desa-desa yang berada di sepanjang pantai barat Aceh dan
sekitarnya.
e. (Who) Siapa
yang menyebabkannya?
Jawab
:Tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen) yang mengakibatkan terjadinya
gempa dan tenaga dari luar bumi (tenaga eksogen) berupa gelombang Tsunami.
f. (How)
Bagaimana cara menanggulanginya?
Jawab
: Daerah sepanjang pantai barat Pulau Sumatera merupakan daerah yang berpotensi sering terjadi gempa bumi dan
Tsunami. Oleh karena itu, cara penanggulangan bencana tersebut antara lain
dengan cara sebagai berikut.
1)
Pembuatan
undang-undang untuk tidak mendirikan bangunan permanen apalagi berbentuk kota
besar di sepanjang daerah jalur gempa dan tsunami yang tertuang dalam
undang-undang perencanaan wilayah.
2)
Memberikan
penyuluhan (public education) kepada penduduk tentang kondisi geologis daerah
yang berpotensi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Dengan demikian, mereka
tetap selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa bumi yang disertai
tsunami.
3)
Pengembangan
sistem pemantauan terhadap gempa dan tsunami.
4)
Pengembangan
sistem peringatan dini di daerah rawan gempa dan tsunami.
Tema yang paling mendasar dari objek formal
geografi adalah region, yaitu kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik
tertentu atau ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lainnya. Karakteristik
atau ciri khas suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisik,
manusia, atau gabungan keduanya.
Banyak cara untuk menentukan region
tergantung pada kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas
ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, etnik, dan sebagainya). Ruang lingkup
atau cakupan region pun dapat meluas mulai dari desa, kota, kabupaten,
propinsi, negara, sampai himpunanhimpunan internasional, contohnya region Asia
Tenggara. Regionalisasi pada dasarnya adalah pengumpulan dan pengklasifikasian
atau pengelompokan wilayah ke dalam wilayah yang sejenis. Dari pengelompokan
tersebut, akan tampak daerah yang menunjukkan persamaan dan perbedaan.
Jadi, objek formal geografi adalah cara
pandang atau cara berpikir terhadap objek material dari sudut pandang keruangan
(spatial) yang meliputi pola, sistem, dan proses.
%
Objek Geografi
Menurut Ikatan Geograf Indonesia (IGI)
Menurut para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam
Ikatan Geograf Indonesia (IGI) melalui seminar dan lokakarya nasional di
Semarang, telah bersepakat mengenai objek studi geografi. Menurut Ikatan
Geograf Indonesia (IGI) objek geografi adalah: Objek material dan objek
formal.
1. Objek Material Geografi
Objek
material geografi yaitu merupakan sasaran atau yang dikaji dalam studi
geografi. Objek studi geografi adalah lapisan-lapisan bumi atau tepatnya
fenomena geosfer, meliputi:
a. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dari
Troposfer hingga Eksosfer. Cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan
Meteorologi. Kabut, petir, awan adalah fenomena
geosfer yang terjadi di lapisan atmosfer.
b. Lithosfer, yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam
Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dan lain-lain.
Gempa, tanah longsor, dan patahan adalah fenomena geosfer yang terjadi di
lapisan litosfer.
c. Hydrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan di
darat maupun di laut yang dikaji dalam Hidrologi dan Oceanografi, dan
lain-lain. Erosi, banjir dan tsunami merupakan
contoh kejadian yang terjadi pada lapisan hidrosfer
d. Biosfer, yaitu lapisan kehidupan: flora dan fauna
yang dikaji dalam Biogeografi, Biologi, dan lain-lain. Kebakaran, perburuan gajah, merupakan contoh kejadian di
lapisan biosfer.
e. Anthroposfer, yaitu lapisan yang menitikberatkan kepada manusia serta
aktivitasnya di permukaan bumi, yang merupakan ‘tema sentral’ di antara
lapisan lapisan lainnya.Tema sentral artinya diutamakan dalam kajiannya. Peperangan, kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh
kejadian di lapisan antroposfer
2. Objek Formal Geografi
Kalau
objek material geografi bersangkut-paut dengan bahan kajian, maka objek formal
geografi bersangkut-paut dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek formal
adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah.
Metode
atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni aspek
keruangan (spatial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (regional) serta aspek
waktu (temporal).
a. Aspek Keruangan;
Pendekatan yang dilakukan dengan
cara mengetahui karaktristik tertentu dari suatu wilayah,meliputi :
1)
Pendekatan
topik
Menitikberatkan pada topik yang menjadi perhatian
utama dalam menganalisis suatu fenomena geosfer.
2)
Pendekatan
aktivitas manusia
Digunakan untuk mengkaji aktivitas
manusia/penduduk.misal, kita mendeskripsikan kegiatan manusia berdasar mata
pencahariannya.
b. Aspek Kelingkungan
Geografi mempelajari suatu tempat
dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam
satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tak hidup
seperti tanah, air, iklim dsb, dan komponen hidup seperti hewan, tumbuhan dan
manusia.Contoh
:Keterkaitan antara petani di daratan tinggi.
c. Aspek Kewilayahan
Geografi mempelajari kesamaan dan
perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari hal ini lalu muncul
pewilayahan atau regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang
mempunyai ciri-ciri serupa sebagai gurun. Contoh : Wilayah yang kekurangan bahan pangan
akan berinteraksi dengan wilayah yang berkecukupan bahan pangannya .
d. Aspek Waktu
Geografi mempelajari perkembangan wilayah
berdasarkan periodeperiode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke
waktu. Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai
dari waktu ke waktu dan sebagainya.
H. UNSUR POKOK GEOGRAFI
Dalam geografi
terdapat dua unsur pokok, yaitu keadaan alam dan keadaan manusia.
1.
Keadaan Alam (Realm of Nature)
Keadaan alam tidak dinamis dan tidak
mengalami perubahan secara cepat bila dibandingkan dengan keadaan manusia.
Keadaan alam meliputi lingkungan alam dan bentang alam. Pada lingkungan alam
tercakup unsur-unsur:
a.
Kekuatan,
seperti rotasi bumi, revolusi bumi, gravitasi, dan perubahan cuaca;
b.
Proses-proses,
seperti proses erosi, sedimentasi, sirkulasi air, dan gejala-gejala vulkanisme;
c.
Unsur-unsur
fisik, topologi, dan biotik. Unsur fisik meliputi iklim, air, dan tanah. Unsur
topologi meliputi luas, letak, dan bentuk. Unsur biotik meliputi flora, fauna,
organisme, dan manusia.
2.
Keadaan Manusia (Human Realm)
Keadaan manusia mengalami perubahan yang
lebih cepat dan bersifat dinamik dan kreatif. Keadaan manusia meliputi
lingkungan sosial, bentang alam budi daya, dan masyarakat. Lingkungan sosial
meliputi faktor-faktor kebiasaan, tradisi, hukum, dan kepercayaan.
Sedangkan bentang alam budi daya berupa hutan
buatan, danau buatan, perkebunan, dan persawahan.
Lingkungan geografi sangat berpengaruh
terhadap pemusatan penduduk, penyebaran penduduk, perilaku, dan kebudayaan
penduduk, serta hubungannya dengan keadaan alam sekitarnya.
I.
TATA GEOGRAFI
Menurut Wardiyatmoko
dan Bintarto untuk mengetahui ciri-ciri suatu daerah/negara, perlu dibahas
tata geografi yang mencakup unsur fisik,
topologi, dan biotik.
1.
Pengaruh
Unsur Fisik
Unsur fisik meliputi cuaca, air, relief,
tanah, topologi, dan unsur biotik.
2.
Pengaruh Unsur Topologi
Pengaruh topologi meliputi: letak, luas,
bentuk, dan batas suatu wilayah yang berpengaruh terhadap unsur biotik.
3.
Pengaruh Unsur Biotik
Flora, fauna, dan manusia saling memerlukan.
Flora dan fauna merupakan bahan makanan, bahan pakaian, dan juga bahan bangunan
bagi manusia. Flora dan fauna harus dipelihara agar jangan sampai punah.
J.
MACAM-MACAM LETAK
Untuk mengetahui
dengan baik keadaan geografis suatu tempat atau daerah, terlebih dahulu perlu
kita ketahui letak tempat atau daerah tersebut di permukaan bumi. Dengan
mengetahui ini dapat dipahami berbagai hal menyangkut daerah tersebut,
kehidupan penduduk di daerah tersebut, posisi daerah itu terhadap tempat atau
daerah lain, dan latar belakang sejarah serta berbagai pengaruh yang pernah ada
atau akan ada terhadap daerah tersebut.
1.
Letak Astronomis
Yang dimaksud letak astronomis ialah
letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan garis bujur,
yang akan membentuk suatu titik koordinat.
Garis lintang ialah garis-garis
paralel pada pola bumi yang sejajar dengan ekuator (khatulistiwa). Jadi,
lintang utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah
utara ekuator, sedangkan lintang selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat
yang terletak di sebelah selatan ekuator. Jarak antarlintang diukur dengan
satuan derajat. Lintang terendah adalah 0o (ekuator) dan lintang
tertinggi adalah 90o (kutub utara dan kutub selatan).
Yang dimaksud garis bujur (meridian)
ialah semua garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, tegak lurus
pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran besar. Banyak sekali
meridian dapat ditarik, namun agar tidak terlalu rapat, dibuat tiap 15o.
Letak
astronomis Indonesia, yaitu terletak pada 6o LU – 11o LS
dan 95o BT – 141o BT.
Letak astronomis yang demikian itu
menunjukkan bahwa Indonesia terletak di daerah iklim tropis. Daerah iklim
tropis terdapat di antara atau tropic of cancer, dan atau tropic of
capricorn. Hal ini mengakibatkan temperatur di Indonesia cukup tinggi
(antara 26o - 28oC), curah hujan cukup banyak (antara 700
- 7.000 mm/tahun), terjadi hujan zenital (hujan naik ekuator), dan proses
pelapukan batu-batuan cukup cepat serta terdapat berbagai jenis spesies hewan
dan tumbuhan.
Letak astronomis mengakibatkan terjadinya
perbedaan waktu kira-kira 3 jam
(tepatnya
46
x 4 menit = 184 menit) antara bagian paling timur dan paling barat Indonesia.
Sejak tanggal 1 Januari 1988 di Indonesia
diberlakukan pembagian daerah waktu yang baru, menggantikan pembagian daerah
waktu yang lama yang berlaku sejak 1 Januari 1964. Dengan berlakunya pembagian
daerah waktu baru ini, terjadi pergeseran waktu di beberapa tempat.
Mari kita lihat pembagian daerah waktu di
Indonesia sekarang ini.
a.
Daerah
Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)
Waktu Indonesia Bagian Barat berdasarkan
meridian pangkal 105oBT, meliputi seluruh provinsi di Sumatera,
seluruh provinsi di Jawa, Provinsi Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan
Tengah (mempunyai selisih waktu 7 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
b.
Daerah Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
Waktu Indonesia Bagian Tengah berdasarkan
meridian pangkal 120o BT, meliputi Provinsi Kalimantan Timur,
Provinsi Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, dan seluruh provinsi di Sulawesi
(mempunyai selisih waktu 8 jam lebih awal dari waktu Greenwich).
c.
Daerah Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
Waktu Indonesia Bagian Timur berdasarkan
meridian pangkal 135oBT, meliputi seluruh provinsi di Irian Jaya
(Papua), Maluku, dan Maluku Utara (mempunyai selisih waktu 9 jam lebih awal
dari waktu Greenwich).
2.
Letak Maritim
Letak maritim adalah letak suatu tempat
ditinjau dari sudut kelautan. Yakni apakah tempat itu dekat atau jauh dari laut
serta apakah sebagian atau seluruhnya dikelilingi oleh laut dan sebagainya.
Letak maritim atau letak kelautan Indonesia sangat baik sebab wilayahnya yang
berbentuk kepulauan dikelilingi oleh tiga lautan besar, yakni:
a.
Bagian
timur Indonesia berhadapan dengan Samudera Pasifik.
b.
Bagian
selatan Indonesia berhadapan dengan Samudera Hindia.
c.
Bagian
utara Indonesia berhadapan dengan Laut Cina Selatan.
Letak maritim yang demikian tentu saja
membawa akibat yang baik bagi Indonesia, misalnya, adanya usaha atau kegiatan
di bidang pelayaran, perikanan serta pelabuhan di wilayah Indonesia,
menyebabkan Indonesia mempunyai potensi ekonomi besar untuk dikembangkan, dan
Indonesia mempunyai posisi penting dalam percaturan politik dunia.
3.
Letak Geomorfologis
Letak geomorfologis adalah letak berdasarkan
morfologi suatu tempat di muka bumi. Letak geomorfologis Indonesia sangat
bervariasi. Perbedaan letak geomorfologis mempunyai pengaruh yang
bermacam-macam, misalnya:
a.
Ada
nya suhu yang berbeda-beda sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman,
b.
Menentukan
ada tidaknya mineral-mineral yang dikandung oleh batuan tersebut,
c.
Menentukan
kepadatan penduduk, misalnya tempat yang morfologi daratannya berbukit atau
terjal kepadatan penduduknya kecil, dan
d.
Perlu
memperhitungkan morfologi daerah sebelum membangun bangunan-bangunan,
jembatan-jembatan, gedung-gedung, dan jalan-jalan raya.
4.
Letak Geologis
Letak geologis ialah letak suatu daerah atau
negara berdasarkan struktur batu-batuan yang ada pada kulit buminya. Letak
geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yaitu dari sudut formasi
geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya.
Dilihat dari formasi geologinya, kepulauan
Indonesia dibagi dalam tiga zona geologi (pertemuan tiga lempeng
litosfer), yaitu:
a.
Bagian
utara berbatasan dengan tameng Asia dan perluasannya ke arah selatan tenggelam
di bawah permukaan air laut, yang dikenal dengan Paparan Sunda (disebut Lempeng
Asia);
b.
Bagian
barat dan selatan dibatasi oleh ”Benua Gondwana” yang terdiri atas India, dasar
Samudera Hindia, Australia, dan perluasannya ke arah utara tenggelam di bawah
permukaan air, yakni Paparan Sahul (disebut Lempeng Indo-Australia);
c.
Bagian timur dibatasi oleh dasar Samudera Pasifik
(disebut Lempeng Dasar Samudera Pasifik yang meluas ke arah barat daya).
Dataran Indonesia Timur (Paparan Sahul)
memiliki jenis batuan sama dengan di Benua Australia. Daerah peralihan antara
kedua dataran tersebut disebut Daerah Wallace. Dilihat dari jalur-jalur
pegunungannya, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda,
yakni rangkaian Sirkum Pasifik dan rangkaian Sirkum Mediterania.
Oleh karena itu, di Indonesia:
a.
Terdapat
banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah,
b.
Sering
terjadi gempa bumi, dan
c.
Terdapat
bukit-bukit tersier yang kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu
bara, dan bauksit.
5.
Letak Geografis
Letak geografis ialah letak suatu daerah
dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada pola bumi
dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh letak
astronomis dan letak geologis. Jadi, kalau dilihat secara geografis,
Indonesia terletak antara 6º LU - 11º LS
dan 95º BT - 141º BT, antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, antara Benua
Asia dan Benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian pegunungan, yaitu
Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.
Letak geografis yang demikian menempatkan
Indonesia pada posisi silang yang strategis dan baik. Hal ini dapat terlihat
pada hal-hal berikut ini :
a.
Indonesia terletak di daerah tropis yang
panasnya merata sepanjang tahun dan hanya mempunyai dua musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Tidak adanya musim dingin di Indonesia menyebabkan
kehidupan pertanian, perikanan, dan peternakan dapat berlangsung sepanjang
tahun.
b.
Karena
terletak di antara dua samudera yang sangat ramai jalur pelayarannya, ditambah
dengan adanya kekayaan flora, fauna, dan sumber-sumber mineral, akan sangat
menunjang lalu lintas perdagangan dan menambah sumber devisa negara.
c.
Letak
di antara dua benua besar menyebabkan Indonesia memiliki iklim musim yang
bergantian setiap 6 bulan sekali, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Iklim tersebut sangat berpengaruh baik terhadap usaha perkebunan, seperti teh,
karet, kopi, tembakau, tebu, dan sebagainya. Tentu saja ini dapat membuat
Indonesia memperbesar ekspor hasil-hasil perkebunan tersebut.
d.
Karena
terletak pada daerah lipatan muda maka sangat dimungkinkan pengeksploitasian
terhadap sumber-sumber mineral, seperti minyak bumi, batu bara, besi, nikel,
dan lain-lain.
6.
Letak Ekonomis
Letak ekonomis ialah letak suatu negara
ditinjau dari jalur dan kehidupan ekonomi negara tersebut terhadap negara lain.
Letak ekonomis Indonesia sangat baik, sebab terletak antara Benua Asia dan
Australia ditambah dengan beberapa tempat di sekitar Indonesia yang merupakan
pusat lalu lintas perdagangan, misalnya: Kuala Lumpur dan Singapura. Negara
tetangga Indonesia ini membutuhkan hasil-hasil pertanian dan hasil pertambangan
yang banyak dihasilkan dari Indonesia. Kemungkinan Indonesia menjadi pusat
pasar dunia yang besar sehingga banyak negara industri yang menanamkan modalnya
di Indonesia.
7.
Letak Sosiokultural
Letak sosiokultural adalah letak berdasarkan
keadaan sosial dan budaya daerah yang bersangkutan terhadap daerah di
sekelilingnya. Indonesia, secara sosiogeografis - kultural, terletak di simpang
empat jalan antara Benua Asia dan Australia yang terdiri atas berbagai bangsa.
Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.
Secara sosiokultural, Indonesia mempunyai
banyak persamaan umum dengan negara-negara tetangga. Misalnya, sama-sama
merupakan negara sedang berkembang, sama-sama sedang mengalami masalah ledakan
penduduk, sama-sama berlandaskan kehidupan beragama, sama-sama bekas negara
jajahan, dan sebagian besar penduduknya mempunyai persamaan ras.
Dengan melihat kondisi-kondisi sosial
tersebut, tidak mengherankan apabila bangsa-bangsa di Asia umumnya, dan Asia
Tenggara khususnya, berupaya memajukan masyarakat dan memperbaiki keadaan
sosiokulturalnya. Adanya kerja sama dan kontak sosial ini dapat dilihat dengan
dibentuknya ASEAN, Asean Games, dan berbagai bentuk kerja sama lainnya.
K. KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI
Berdasarkan adanya kesamaan dalam titik pandang kajian
dan geografi, maka muncul konsep esensial. Konsep ini akan mengungkapkan dan
memberikan gambaran corak abstrak dari suatu fenomena yang dikaji dalam suatu
ilmu.
Berikut beberapa KONSEP
ESENSIAL GEOGRAFI, di antaranya yaitu :
1. Menurut Whiple
Whiple menyodorkan
lima konsep yang harus selalu ditemukan keterkaitan setidaknya antara
penyebaran, relasi, fungsi, bentuk, dan proses terjadinya. Konsep tersebut
yaitu:
a.
Bumi
sebagai planet.
b.
Variasi
cara hidup.
c.
Variasi
wilayah alamiah.
d.
Makna
wilayah bagi manusia.
e.
Arti
penting lokasi dalam memahami peristiwa dunia.
Sebagai contoh
penerapan konsep esensial tersebut, dapat kita ambil satu contoh konsep variasi
cara hidup. Konsep ini bisa digambarkan mulai dari adanya perbedaan bentang
alam (terkait dengan variasi wilayah alamiah) berpengaruh pada proses
terbentuknya suatu mata pencaharian. Kondisi ini menimbulkan penyebaran mata
pencaharian yang secara langsung terkait dengan jumlah penduduk yang bekerja
pada tiap mata pencaharian. Dari hubungan ini bisa digambarkan dinamika mata
pencaharian. Itulah salah satu contoh penerapan konsep esensial dalam geografi.
2. MenurutJ. Warman
Konsep esensial yang
diungkapkan oleh J. Warman adalah:
a.
Kewilayahan.
b.
Lapisan
hidup atau biosfer.
c.
Manusia
sebagai faktor ekologi dominan.
d.
Globalisme
atau Bumi sebagai planet.
e.
Hubungan
antarareal.
f.
Persamaan
antarareal.
g.
Perbedaan
antarareal.
h.
Keunikan
areal.
i.
Persebaran
areal.
j.
Lokasi
relatif.
k. Keunggulan
komparatif.
l.
Perubahan
yang kontinu.
m.
Sumber
daya dibatasi secara budaya.
n.
Penyajian
kenampakan permukaan Bumi pada bidang datar.
Konsep ini dapat
digunakan untuk menjelaskan berbagai permasalahan dan fenomena geografi,
sehingga memudahkan mengetahui sebab akibat, hubungan, fungsi, proses
terjadinya gejala, dan masalah-masalah sehari-hari.
L. KONSEP GEOGRAFI
1. Konsep Lokasi
Lokasi adalah posisi suatu
tempat, benda, peristiwa, atau gejala di permukaan bumi dalam hubungannya
dengan tempat, benda, gejala, dan peristiwa lain. Terdapat dua komponen lokasi,
yaitu arah dan jarak.
a. Arah menunjukkan
posisi suatu tempat jika dibandingkan dengan tempat di mana orang tersebut
berada.
b. Jarak adalah ukuran
jauh atau dekatnya dua benda atau gejala tersebut.
Contoh :
§
Bandung
terletak di sebelah selatan Jakarta, arah tersebut akan berbeda jika orang yang
bertanya berada di Semarang, Bandung terletak di sebelah barat.
§
Istilah
Timur Tengah. Timur Tengah adalah sebutan negara Arab bagi orang Eropa,
sedangkan orang yang berada di sebelah timur Arab tentu harus menyebutnya
sebagai daerah Barat Tengah. Jadi, arah suatu tempat bersifat relatif. Demikian
pula dengan istilah dekat atau jauh, besar atau kecil, cepat atau lambat, yang
pasti arah dan jarak akan menentukan intensitas hubungan dari dua tempat yang
berbeda.
Macam Konsep
Lokasi
Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi Absolut
Lokasi
absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis
garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak
dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Pebedaan
garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan
waktu (garis bujur).
Contoh : Indonesia terletak di antara 6o LU - 11o
LS sampai 95o BT - 141o BT.
Dari
letak absolut (garis astronomis) tersebut dapat dijelaskan bahwa lokasi paling
Utara negara Indonesia terletak di 6 derajat LU (Pulau Miangas, Sulawesi
Utara), lokasi paling selatan terletak di 11 derajat LS (Pulau Rote, NTT), dan
seterusnya
Lokasi absolut mutlak adanya dan dapat
dipercaya karena massa daratan relatif tetap, aspek perubahannya kecil sekali,
dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut, seseorang dapat
mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi. Dengan
bantuan garis lintang seseorang dapat menggambarkan kondisi iklim suatu daerah,
berarti dapat diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan, dan penduduk nya secara
lebih rinci. Misalnya Indonesia terletak di daerah iklim tropis, berarti vegetasinya
bersifat heterogen, selalu menghijau, kehidupan hewannya beragam, penduduknya
termasuk ras mongoloid, sebagian besar penduduknya hidup dalam bidang
pertanian, dan ciri-ciri lainnya.
Dengan mengetahui lokasi suatu tempat
berdasarkan garis lintang, seseorang akan memperoleh gambaran tentang kondisi
iklim, kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusianya. Garis bujur akan memenga ruhi
perbedaan waktu. Dengan mengetahui posisi suatu tempat menurut garis bujur
dapat mengetahui kapan suatu aktivitas dapat dilaksanakan.
Contohnya, di Inggris pada pukul 01.00 pagi
orang-orang masih tidur, tetapi di Indonesia bagian barat pada waktu yang sama
berarti sudah pukul 08.00 pagi (GMT + 7 jam), berarti aktivitas manusia sudah
ber langsung. Orang Inggris dapat melakukan hubungan bisnis dengan orang
Indonesia. Dengan demikian, dalam melakukan hubungan dengan orang lain yang
berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus benar-benar memerhatikan waktu
agar tidak menimbulkan adanya salah pengertian.
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah di sekitarnya.
Kondisi dan situasi di sini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi,
budaya, dan keberadaan sarana transportasi dengan daerah sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang
ada di sekitarnya.
Contoh :
§ Indonesia terletak di antara 2 benua dan 2 samudera, serta dilalui oleh
dua jalur pegunungan dunia.
Lokasi
Indonesia menurut lokasi relatifnya yaitu terletak di antara 2 benua yaitu Asia
dan Australia, serta terletak di antara 2 samudera yaitu Hindia dan Pasifik.
Letak relatif ini dapat berubah-ubah sesuai dengan sudut pandang penggunanya
karena lokasi relatif digambarkan melalu objek-objek yang dinamai oleh manusia
contohnya nama benua, samudera, pulau, laut, dan sebagainya.
Secara sosial budaya Indonesia merupakan
tempat yang strategis karena berada di daerah persilangan antara dua budaya
yang berbeda, yaitu Asia dan Australia. Kedua benua tersebut memiliki kondisi
fisik dan corak kehidupan yang berbeda
§ Lokasi desa A jauh dari kota dan jauh
dari jalan raya dibanding lokasi desa B yang terletak dekat kota dan di pinggir
jalan raya. Lokasi desa A lokasi relatifnya lebih baik dibanding dengan desa B bila ditinjau dari
nilai aksesibilitas/keterjangkauannya.
Lokasi relatif lebih penting dibanding lokasi absolut dalam studi
Geografi. Olah karenanya banyak mendapat perhatian (Suhardjo, 1999).
2. Konsep Keterjangkauan atau Aksesibilitas
Keterjangkauan adalah jarak yang
mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Sulit
atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi,
jarak, kondisi tempat,
sarana dan prasarana penunjang.
Keterjangkauan tidak
selalu berhubungan dengan jarak. Keterjangkauan lebih berhubungan dengan
kondisi medan yang berkaitan dengan sarana angkutan dan transportasi yang
digunakan. Suatu tempat yang tidak memiliki jaringan transportasi dan
komunikasi yang memadai maka dapat dikatakan daerah tersebut terisolasi atau
terpencil. Ada beberapa penyebab suatu daerah mempunyai aksesibilitas atau
keterjangkauan yang rendah, di antaranya kondisi topografi daerah tersebut yang
bergunung, berhutan lebat, rawa-rawa, atau berupa gurun pasir.
Keterjangkauan atau
aksesibilitas suatu daerah yang masih rendah lama-kelamaan akan berubah menjadi
lebih baik seiring dengan perkembangan kemajuan perekonomian dan teknologi.
Contoh :
·
Harga lahan
di persimpangan lebih mahal dari pada lahan di dalam gang
·
Bantuan
bencana sulit mencapai lokasi karena medan yang berat
·
Kepulauan
Seribu hanya dapat dijtempuh dengan kapal dari pelabuhan Muara Angke
·
Surabaya–Jakarta
bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.
·
Kondisi
fisik di wilayah Pulau Jawa yang relatif datar mempunyai aksesibilitas yang
tinggi, dibandingkan dengan Pulau Irian (Papua) yang aksesibilitasnya rendah
karena wilayahnya berupa pegunungan dengan lerengnya yang terjal.
3. Konsep Jarak
Jarak adalah ruang atau
sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep
Jarak memiliki peranan penting dalam kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik.
Jarak berkaitan erat
dengan lokasi, dan dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah
diukur pada peta. Jarak dapat juga dinyatakan sebagai jarak tempuh, baik yang
berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun dengan satuan biaya
angkutan. Jarak sebagai pemisah antara dua tempat bisa berubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
Jarak pada hakikatnya
adalah pemisah antarwilayah atau tempat, tetapi pengertian pemisah sekarang ini
berubah sejalan dengan kemajuan-kemajuan antara lain di bidang teknologi
(khususnya sarana transportasi) dan komunikasi. Dengan berbagai teknologi
transportasi (pesawat terbang dan kereta api express) dan teknologi komunikasi
mutakhir (telepon seluler, mesin faksimili, dan internet) orang dapat dengan
mudah dan cepat dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga dewasa ini jarak
bukan merupakan suatu faktor pemisah atau penghambat dalam kehidupan manusia
Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan
jarak relatif.
a. Jarak Mutlak (Jarak Geometrik)
Jarak mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi
yang digambarkan atau dijelaskan melalui ukurang panjang dalam satuan ukuran
meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan tidak
dapat berubah-ubah.
Contoh : Jarak antara Jakarta ke Bandung adalah 150 km.
Jarak tersebut diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan
titik B (Bandung) dan dihitung dengan satuan ukuran kilometer.
b. Jarak Relatif
(Jarak Waktu)
Jarak relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi
yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau waktu.
Contoh : jarak antara Jakarta ke Bandung dapat ditempuh dalam
waktu
2 jam melewati Tol
Purbaleunyi. Tentu jarak relatiif tersenut akan
berbeda apabila keadaan jalan tol sedang macet atau perjalanan ke Bandung tidak
melewati jalan tol.
4. Konsep Pola
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di permukaan
bumi. Geografi juga berusaha memahami makna dari pola-pola tersebut serta
berusaha untuk memanfaatkannya. Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan
persebaran fenomena dalam ruang muka bumi. Contohnya
pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran
sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang,
industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dan sebagainya.
Fenomena yang dipelajari
adalah fenomena alami dan fenomena sosial.
a.
Fenomena
alami seperti aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan.
b.
Fenomena
sosial misalnya, persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan
lain-lain.
Contoh penerapan konsep pola :
·
Pola
permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.
·
Pemukiman
di kota besar seperti Jakarta dibangun berhimpitan
·
Aliran
air sungai
yang berbentuk sudut siku-siku adalah aliran sungai rectangular.
·
Pola
aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
·
Pola
pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
5. Konsep Aglomerasi atau Pemusatan
Aglomerasi atau
pemusatan adalah kecenderungan persebaran penduduk yang bersifat mengelompok
pada suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat menguntungkan, karena
kesamaan gejala ataupun faktor-faktor umum yang menguntungkan (seperti pengelompokan kawasan industri,
pusat perdagangan dan daerah pemukiman).
Penduduk di perkotaan
cenderung tinggal secara mengelompok pada tingkat sosial yang sejenis seperti
permukiman elit atau mewah, permukiman khusus pedagang, kompleks perumahan
pegawai negeri, atau permukiman kumuh. Di daerah pedesaan, pada umumnya
penduduk mengelompok di daerah dataran yang subur.
Salah satu keuntungan
yang didapat dengan adanya aglomerasi (pemusatan) penduduk dengan tingkat
kepadatan yang tinggi adalah dimungkinkannya suatu sistem ekonomi yang
memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran atau
pelayanan, namun meliputi wilayah yang sempit. Dari sini dimungkinkan suatu
efisiensi yang tinggi dalam produksi pengangkutan barang maupun pengadaan
sarana pelayanan umum
Contoh :
·
Pasar Senen, pasar minggu, pasar rebo
merupakan pengelompokan tempat berjualan berdasarkan hari pasaran.
·
Kegiatan
industri terpusat di kawasan Jababeka, Pulogebang, atau Tangerang.
·
Di
perkotaan terjadi pemusatan penduduk
berdasarkan status sosial dan ekonomi melalui kawasan slum area, menengah ke
atas, dan kawasan elit.
·
Masyarakat
atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis, sehingga timbul
daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang besi tua, pedagang barang
atau pakaian bekas, dan lain-lain.
·
Enam
puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung
6. Konsep Interaksi atau Interdependensi
Interaksi atau Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah
dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya. Setiap wilayah tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan wilayah lain, sehingga
memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam bentuk arus barang dan jasa,
komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain. Misalnya: gerakan orang, barang, dan
gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti. Contoh :
·
Perbedaan kondisi antara daerah
pedesaan dan perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi
seperti halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih
teknologi
·
Desa sebagai pemasok tenaga kerja
dan kota sebagai pemasok bahan produksi untuk desa.
·
Tanaman bawang tumbuh subur di
Brebes diangkut ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota.
·
Pergerakan penduduk, berupa
sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
·
Pergerakan barang (sandang) dari
kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
·
Pergerakan berita (informasi)
melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap pembaca atau
pemirsa
7. Konsep Morfologi
Morfologi merupakan
perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan
wilayah seperti erosi dan pengendapan atau sedimentasi. Dari peristiwa tersebut
ada wilayah yang berbentuk pulau, pegunungan, pantai, dataran, lereng, lembah,
dan dataran aluvial.
Morfologi dataran
adalah perwujudan wilayah yang biasanya digunakan manusia sebagai tempat
bermukim, untuk usaha pertanian, dan perekonomian. Pada umumnya, penduduk
terpusat pada daerah-daerah lembah sungai besar dan tanah datar yang subur.
Wilayah pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang digunakan sebagai
permukiman
Contoh :
·
Jakarta
merupakan dataran rendah, Bandung dataran tinggi.
·
Perjalanan
Jakarta ke Bandung melewati daerah yang bergelombang (perbukitan).
·
Daerah selatan D.I. Yogyakarta merupakan daerah perbukitan kapur (karst).
·
Bentuk
lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan
lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.
·
Pengelompokan
pemukiman cenderung di daerah datar.
8. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah yang dapat
dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan suatu wilayah. Nilai kegunaan suatu
fenomena di muka bumi bersifat relatif, artinya nilai kegunaan itu tidak sama,
tergantung dari kebutuhan penduduk yang bersangkutan.
Contoh :
·
Kawasan perbukitan kapur (kars)
seperti di Wonosari, Gunung Kidul memiliki banyak goa dan sumber mata air bawah
tanah yang cocok untuk dijadikan objek wisata alam.
·
Pulau Madura yang panas dan tanah
yang tidak subur tidak cocok sebagai laha pertanian, tetapi dari lokasi
geografisnya banyak dijadikan sebagai kawasan tambak garam.
·
Pantai mempunyai nilai kegunaan yang
tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam
keramaian, kebisingan dan kesibukan.
·
Daerah
sejuk di pegunungan yang jauh dari
kebisingan, seperti di Puncak antara Bogor dengan Cianjur, banyak dijadikan
tempat peristirahatan dan rekreasi.
9. Konsep Diferensiasi
Area (Struktur Keruangan Atau
Distribusi Keruangan)
Diferensiasi areal adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara
satu wilayah dengan wilayah lain karena tiap-tiap wilayah memiliki
karakteristik khas masing-masing. Contoh :
·
Di daerah pantai penduduk bermata
pencaharian sebagai nelayan, sedangkan di pegunungan penduduk bermata
pencaharian sebagai petani.
·
Pakaian dari bahan katun cocok
digunakan di daerah panas seperti Jakarta, sedangkan pakaian dari bahan woll
cocok di gunakan di daerah dingin.
·
Bentuk rumah penduduk asli Sulawesi
berbentuk panggung, sedangkan bentuk rumah penduduk asli Jawa tidak berbentuk
panggung.
·
Jenis tanaman dibudidayakan di
dataran tinggi akan berbeda dari jenis-jenis tanaman di dataran rendah.
·
Wilayah
pedesaan dengan corak khas
area persawahan sangat berbeda dengan wilayah perkotaan yang terdiri atas area
permukiman, pusat-pusat perdagangan dan terkonsentrasinya berbagai utilitas
kehidupan.
Wilayah
pedesaan dan perkotaan ini secara bersama-sama dan terus-menerus mengalami
perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Deferensiasai areal juga
berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, misalnya mobilisasi
penduduk (transmigrasi, urbanisasi, imigrasi dan emigrasi), dan pertukaran
barang dan jasa
10. Konsep Keterkaitan
Keruangan
Keterkaitan ruang adalah konsep yang menunjukkan tingkat keterkaitan antar wilayah dan
mendorong terjadinya interaksi sebab-akibat antarwilayah. Keterkaitan antara
suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan keruangan. Contoh :
·
Lalu-lintas di Jakarta selalu macet
karena adanya mobilitas penglaju (pekerja) yang rumahnya di pinggiran Jakarta
(Bodetabek) tetapi bekerja di Jakarta.
·
Kabut asap yang melanda Singapura
adalah hasil dari pembakaran lahan di Riau, Palembang, dan sekitarnya yang
terbawa angin.
·
Gaya bicaya Pak Ruhut asal Medan
lebih tegas, keras, dan galak. Berbeda dengan gaya bicara Pak Joko asal Solo
yang lemah lembut dan sopan.
·
Hubungan antara kemiringan lereng di
suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur
dengan kesulitan air.
·
Keterkaitan
antara tingkat erosi dengan kesuburan tanah. Semakin besar tingkat erosi maka
kesuburan tanah semakin berkurang
M. PENDEKATAN GEOGRAFI
1. Pendekatan Spasial (Keruangan)
Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang
merupakan tempat hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Pendekatan keruangan
menganalisis gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam
ruang. Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi, sebab
merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas
masing-masing aspek-aspek keruangannya.
Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor
lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji
aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak,
distribusi (persebaran), interrelasi serta interaksinya. Karena itu, analisis
keruangan dapat dijadikan dasar untuk perencanaan penggunaan lahan tertentu.
Salah satu contoh pendekatan keruangan
tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan
terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai
tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah
berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.
Dalam mengkaji fenomena geografi dapat
menggunakan 3 subtopik dari pendekatan keruangan, yaitu :
a. Pendekatan Topik
Pendekatan ini
digunakan untuk mengkaji masalah/fenomena geografi dari topik tertentu yang
menjadi pusat perhatian, misalnya tentang wabah penyakit di suatu wilayah
dengan cara mengkaji :
1)
Penyebab
wabah penyakit (misal : virus atau bakteri)
2)
Media
penyebarannya
3)
Proses
penyebaran
4)
Intensitasnya
5)
Interelasinya
dengan gejala-gejala lain di sekitarnya.
Dengan pendekatan
tersebut akan dapat diperoleh gambaran awal dari wabah penyakit yang terjadi.
b. Pendekatan Aktivitas
Pendekatan ini
mengkaji fenomena geografi yang terjadi dari berbagai aktivitas yang terjadi.
Misalnya hubungan mata pencaharian penduduk dengan persebaran dan interelasinya
dengan gejala-gejala geosfer.
c. Pendekatan Regional
Pendekatan ini
mengkaji suatu gejala geografi dan menekankan pada region sebagai ruang tempat
gejala itu terjadi. Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki
karakteristik tertentu yang khas.
2. Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisma hidup dan lingkungannya. Organisma hidup meliputi manusia,
hewan, dan tumbuhan, sedangkan lingkungan meliputi air, tanah, dan udara.
Ekologi manusia (human ecology) adalah studi mengenai interaksi antara
manusia dan lingkungannya, atau manusia dan manusia lainnya. Ekologi manusia
sering pula disebut sebagai objek
kajian geografi.
Pendekatan ekologis menekankan hubungan
antarmakhluk hidup dan komponen lingkungan hidup lainnya. Dalam hal ini,
hubungan antara manusia dan lingkungannya. Interaksinya antara manusia dan
lingkungan bersifat sebab akibat. Misalnya, kalau manusia merusak hutan maka
manusia juga akan terkena dampaknya seperti longsor. Jadi, melalui pendekatan
ini agar manusia selalu menjaga lingkungannya.
Pendekatan lingkungan didasari oleh salah
satu prinsip dalam biologi, yaitu adanya interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam analisis lingkungan, geografi mencoba menelaah gejala
saling pengaruhmempengaruhi (interaksi) dan hubungan timbal balik (interrelasi)
antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial).
3. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Pendekatan kewilayahan (regional) mencoba
membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek
keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif.
Pendekatan kompleks wilayah merupakan gabungan antara pendekatan keruangan dan
pendekatan ekologi. Hal ini karena setiap daerah memiliki perbedaan, baik
kondisi alam maupun manusia, sehingga setiap daerah akan melakukan interaksi
dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu, terjadi penawaran
dan permintaan akan barang dan jasa. Misalnya, daerah yang subur dan banyak
memiliki sumber daya akan banyak dikunjungi penduduk dari daerah yang miskin
sumber daya.
Misalnya dalam mengkaji wilayah yang memiliki
karakaterisitik wilayah yang khas yang dapat dibedakan satu sama lain (areal
differentation), maka harus diperhatikan bagaimana persebarannya (analisis
keruangan) dan bagaimana interaksi antara manusia dengan lingkungan alamnya
(analisis ekologi). Pendekatan wilayah sangat penting untuk pendugaan wilayah
(reginal forecasting) dan perencanaan wilayah (regional planning).
Selain
ketiga pendekatan di atas, menurut Nursid Sumaatmadja masih terdapat
pendekatan historis dan pendekatan sistem.
4.
Pendekatan Historis (Pendekatan Kronologi)
Menurut Preston E.
James, sejarah dan geografi merupakan ilmu yang dwitunggal. Tempat dan
waktu menyajikan kerangka kerja yang di dalamnya dapat dijelaskan pranata
manusia dan proses perubahan kebudayaan yang dapat ditelusuri.
Hartshorne mengemukakan pentingnya
dimensi sejarah pada geografi. Jika dimensi tempat menjelaskan interelasi
keruangannya maka dimensi sejarah dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat
menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada studi geografi,
metodologi dengan menggunakan dimensi urutan waktu atau dimensi sejarah,
dikenal sebagai pendekatan historis atau pendekatan kronologi. Dengan
menerapkan pendekatan historis suatu gejala atau suatu masalah pada ruang
tertentu, kita dapat mengkaji perkembangannya dan dapat pula melakukan prediksi
proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang. Melalui
pendekatan historis ini, kita dapat melakukan pengkajian dinamika dan
perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau di wilayah tertentu.
Meneliti,
menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan
pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah
berdasarkan urutan waktunya, kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana
kota itu tumbuh berkembang beserta apa penunjangnya.
5.
Pendekatan Sistem (System Approach)
Sistem itu memiliki
pengertian konotatif yang luas. Konsep sistem ini dapat diterapkan kepada
rangkaian gejala, dapat diterapkan kepada alat atau pesawat elektronik, dapat
diterapkan kepada susunan jasmaniah manusia. Kriteria utama dari suatu sistem
bahwa komponen atau subsistem yang membentuk sistem tersebut, harus membentuk
suatu rangkaian atau kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan. Pada suatu sistem,
rangkaian komponen itu nilainya lebih tinggi daripada komponen yang
terpisahpisah.
Pendekatan sistem
merupakan metode berpikir sintetik yang diterapkan pada masalah yang merupakan
suatu sistem, sedangkan yang dimaksud dengan mode berpikir sintetik,
yaitu mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin
ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau suatu hal sebagai bagian
dari keseluruhan yang besar. Gejala yang berkaitan dengan gejala yang menjadi
sorotan utama tadi dapat ditetapkan sebagai subsistem dari gejala-gejala
utamanya.
Pendekatan dan
penelaahan gejala geografi utama dengan subsistemnya, ditinjau sebagai satu
kebulatan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Sebagai ilustrasi misalnya
kita menelaah suatu jenis pertanian yang kita tetapkan sebagai satu sistem.
Jika pertanian kita tetapkan sebagai satu sistem, gejala-gejala yang
berhubungan dengan pertanian tadi, kita tetapkan sebagai subsistemnya. Contoh,
tanah dengan kesuburannya, keadaan hidrografi dengan distribusi dan fluktuasi
airnya, cuaca dengan segala unsur dan perubahannya, manusia dengan segala
aktivitasnya, teknologi dengan segala perlengkapannya, dan lain-lain.
Pendekatan sistem
seperti di atas, dapat ditetapkan pada sistem keruangan industri, pemukiman,
perkotaan, pelabuhan, jaringan komunikasitransportasi, dan lain-lainnya.
N. PRINSIP GEOGRAFI
Secara teoretis,
menurut Nursid Sumaatmadja prinsip itu terdiri atas prinsip penyebaran,
prinsip interelasi, prinsip deskripsi, dan prinsip keruangan.
1.
Prinsip Penyebaran
Prinsip penyebaran, yaitu suatu gejala yang
tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan,
hewan, dan manusia.
Gejala dan fakta geografi, baik yang
berkenaan dengan alamnya, maupun mengenai manusianya, tersebar di permukaan
bumi. Penyebaran gejala dan fakta tadi, tidak merata dari satu wilayah ke
wilayah lainnya. Dengan memperhatikan dan menggambarkan penyebaran gejala dan fakta
tadi dalam ruang, kita telah dibimbing untuk mengungkapkan persoalan yang
berkenaan dengan gejala dan fakta tadi. Dengan melihat dan menggambarkan
berbagai gejala pada peta, kita akan dapat mengungkapkan hubungannya satu sama
lain. Yang selanjutnya juga akan dapat meramalkannya lebih lanjut.
Contoh :
·
Persebaran jumlah transmigran
di Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan
dengan yang lain sesuai dengan luas wilayahnya.
·
Persebaran flora dan fauna di
Indonesia yang dibagi menjadi 3 bagian menurut garis Wallace dan garis Weber.
Alasan .... (dapat dikaji dalam prinsip prinsip sebab akibat (interelasi),
prinsip penggambaran (deskripsi), dan prinsip gabungan (korelasi).
·
Penduduk di daerah suburnya biasanya
membuat pemukiman yang mengelompok, sedangkan penduduk copi di daerah
pegunungan membuat pemukiman yang tersebar. alsan .... (dapat dikaji dalam
prinsip sebab akibat (interelasi), prinsip penggambaran (deskripsi), dan
prinsip gabungan (korelasi).
2.
Prinsip Interelasi atau Sebab Akibat
Prinsip interelasi, yaitu suatu hubungan
saling terkait dalam ruang, antara gejala yang satu dengan yang lain.
Dasar kedua yang digunakan untuk menelaah dan
mengkaji gejala dan fakta geografi, yaitu prinsip interelasi. Prinsip
interelasi ini secara lengkap adalah interelasi dalam ruang.
Setelah kita melihat gejala dan fakta
geografi itu penyebarannya dalam ruang atau di wilayah-wilayah tertentu, kita
akan mengungkapkan pula hubungan antara faktor fisik dengan
faktor fisik, faktor manusia dengan faktor manusia, dan faktor fisik dengan
faktor manusia. Dari hubungan tersebut akan dapat diungkapkan karakteristik
gejala atau fakta geografi di tepat atau wilayah tertentu. Interelasi atau
hubungan sebab-akibat gejala, fakta, atau faktor tersebut dapat diukur
secara matematik dengan metode kuantitatip.
Contoh :
·
Sebagian besar penduduk desa bermata
pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan untuk digarap.
·
Indonesia menjadi wilayah rawan
gunung meletus karena copi dilewati oleh tiga sistem pegunungan api dunia (ring
of fire).
·
Tingkat kriminalitas di kota-kota
besar masih lebih tinggi dibandingkan dengan di desa karena ....
·
Banjir di kota jakarta seringkali
diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian
lingkungan.
3.
Prinsip Deskripsi (Penggambaran)
Prinsip
deskripsi yaitu
suatu prinsip dalam studi geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala atau masalah yang sedang dikaji,
melalui kata-kata, diagram, grafik atau tabel yang akan memberikan penjelasan
tentang apa yang sedang dikaji.
Contoh :
·
Peta persebaran lempeng tektonik di
dunia.
·
Wilayah rawan banjir di DKI Jakarta
30 persen berada di jakarta timur, 20 persen di jakarta barat, 10 persen di
jakarta pusat, 20 pesen di jakarta selatan, dan 20 persen di jakarta barat.
buat tabel, diagram, dan grafiknya ....
4.
Prinsip Korologi Atau Gabungan (Korelasi)
Prinsip
korolosi artinya
dengan menganalisis suatu wilayah
berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai
karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol dari geografi modern diperkenalkan oleh Alfred Hettner. Pada prinsip ini gejala,
fakta, dan maslah ditinjau dari penyebararannya, interelasinya, dan
interaksinya dalam ruang. Faktor, sebab dan akibat terjadinya suatu gejala atau
masalah selalu terjadi dan tidak dapat dilepaskan dari ruang yang bersangkutan.
Ruang ini memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan
kesatuan bentuk karena ruang merupakan satu kesatuan utuh. Contoh:
·
Suhu
udara di perkotaan lebih tinggi
daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar
matahari yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.
·
Titik banjir di jakarta terpusat di
sekitaran daerah aliran sungai ciliwung, pesanggrahan, dan kali angke. wilayah
rawan banjir di DKI Jakarta 30 persen berada di jakarta timur, 20 persen di
jakarta barat, 10 persen di jakarta pusat, 20 pesen di jakarta selatan, dan 20
persen di jakarta barat. banjir tersebut seringkali diakibatkan oleh perilaku
penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian lingkungan seperti tugas membuang
sampah sembarangan, alih fungsi lahan di hulu sungai, dsb. Hulu sungai-sungai
tersebut meliputi wilayah bogor dan depok. Jadi, untuk meminimalisir dampak
banjir di jakarta diperlukan kerjasama antara pemimpin dan masyarakat bogor,
depok, dan jakarta (koperhensif=menyeluruh).
O. ASPEK GEOGRAFI
Aspek-aspek geografi
terbagi menjadi tujuh jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Aspek Topologi, meliputi unsur letak,
batas, luas dan bentuk (morfologi) dari suatu wilayah.
2. Aspek Nonbiotik, meliputi unsur
kondisi tanah, hidrologi (tata air) baik perairan darat maupun laut dan kondisi
iklim dari suatu wilayah.
3. Aspek Biotik, meliputi unsur
vegetasi (tetumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan kajian penduduk.
4. Aspek Sosial, meliputi unsur
tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga
sosial.
5. Aspek Ekonomi, meliputi unsur
pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan,
transportasi dan pasar.
6. Aspek Budaya, meliputi kajian unsur
pendidikan, agama, bahasa dan kesenian.
7. Aspek Politik, meliputi unsur
pemerintahan dan kepartaian yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat
Secara garis besar,
dalam menelaah dan mengkaji geografi dapat diklasifikasikan menjadi geografi
fisik, geografi manusia, dan geografi regional.
1. Geografi
Fisik
Geografi fisik adalah cabang dari ilmu
geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah,
air, dan udara dengan segala prosesnya. Selain itu, geografi fisik juga
mengkaji gejala-gejala alamiah permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup
manusia. Geografi fisik dapat dijadikan pelengkap dalam mempelajari geografi
manusia, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan pembagian
geografi ortodok, geografi fisik terdiri atas geomorfologi, hidrologi,
klimatologi, pedologi, dan lain-lain.
2. Geografi Manusia
Geografi manusia adalah cabang dari ilmu
geografi yang mempelajari semua aspek gejala di permukaan bumi yang mengambil
manusia sebagai objek utamanya. Sesuai dengan pembagian geografi ortodok,
geografi manusia dapat dibagi menjadi geografi ekonomi, geografi penduduk,
geografi perkotaan, dan geografi pedesaan.
3. Geografi Regional
Geografi regional merupakan perpaduan dari
geografi fisik dan geografi manusia. Geografi regional merupakan studi tentang
variasi persebaran gejala dalam ruang pada waktu tertentu baik lokal, nasional,
maupun kontinental.
Melalui analisis geografi regional,
karakteristik yang khas dari suatu wilayah dapat ditonjolkan, sehingga
perbedaan wilayah dapat terlihat jelas. Dalam studi geografi regional, semua
gejala geografi ditinjau dan dideskripsikan secara berkaitan dalam hubungan
integrasi dan interrelasi keruangan.
P. ILMU PENUNJANG
GEOGRAFI
Ilmu yang
menerangkan aspek fisik meliputi geografi matematik, geologi, geomorfologi,
meteorologi, oceanografi, dan sebagainya. Ilmu yang menerangkan aspek sosial
seperti antropologi, geografi ekonomi, geografi politik, dan sebagainya. Perhatikan bagan berikut
ini!
Penjelasan
:
1. Aspek Fisik
a.
Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu
yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari
sebagai bintang-bintang di langit.
b.
Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari bumi
secara keseluruhan, asal kejadian, struktur, komposisi dan sejarahnya (termasuk
perkembangan kehidupan), dan proses alamiah yang membuat perkembangannya hingga
sampai sekarang. Geologi meliputi cabang-cabang ilmu sebagai berikut:
o
Kristalografi, mineralogi, dan petrologi.
o
Struktur geologi, dan geofisika.
o
Stratigrafi dan historis geologi.
o
Geologi fisik dan geomorfologi.
c.
Geomorfologi, yaitu ilmu yang objeknya tentang
bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk
tersebut. Proses yang dominan adalah pelapukan dan erosi.
d.
Meteorologi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari
atmosfer, udara, cuaca, suhu, angin, awan, hujan, radiasi, matahari, dan
sebagainya.
e.
Oceanografi, yaitu ilmu yang objeknya mempelajari
perairan laut serta gerakannya, pasang surut, arus, kedalaman, temperatur,
kadar garam, dan nilai ekonomisnya. Juga tentang geologi dasar laut dan
sebagainya.
2. Aspek Sosial
a.
Geografi sosial/sosiologi, ilmu yang mempelajari struktur sosial
dan proses sosial termasuk perubahan sosial, yaitu kaidah-kaidah sosial,
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan sosial. Sedangkan
proses sosial adalah pengaruh timbal balik berbagai segi kehidupan bersama.
b.
Geografi ekonomi (geografi sosial
ekonomi), ilmu yang
objeknya mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup untuk dapat mencapai kesejahteraan dalam
hidupnya.
c.
Geografi politik, ilmu yang objeknya mempelajari/studi
tentang hubungan antara daratan dan lautan dengan politik untuk tujuan politik
luar negeri. Jadi, metode/cara mempergunakan prinsip-prinsip geografi untuk
meramalkan perkembangan politik dunia.
d.
Antropologi/antropogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari
tentang penyebaran masyarakat bangsa-bangsa di bumi sehubungan dengan
lingkungan geografi. Para ahli menganggap antropogeografi sama dengan human
geografi.
e.
Biogeografi, ilmu yang objeknya mempelajari
kehidupan/biosfer di muka bumi (di darat, laut, dan udara).
%
Cabang-Cabang Geografi
Ø
Secara Umum
Secara
umum, Geografi di bagi menjadi cabang-cabang
diantaranya sebagai berikut :
1.
Geografi Fisik
Geografi fisik adalah cabang geografi yang mempelajari
gejala fisik di muka bumi. Ilmu-ilmu penunjang pengkajian geografi fisik antara
lain:
a.
Geologi adalah
Ilmu yg mempelajari tentang bumi secara keseluruhan
b.
Geofisika adalah
ilmu yang mengkaji sifat bumi bagian dalam dengan teknik fisika
c.
Klimatologi adalah
ilmu
yang mempelajari iklim, ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca rata-rata
selama periode waktu tertentu, dan merupakan cabang dari ilmu atmosfer.
d.
Geomorfologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi. Secara luas,
berhubungan dengan landform (bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras,
namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh
perilaku organisme di tempat mereka hidup.
e.
Hidrologi adalah
ilmu
geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh
bumi, termasuk siklus air dan sumber daya air.
f.
Oseanologi adalah
ilmu ini
mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem; arus
samudra, gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi
dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan
perbatasannya.
g.
Meteorologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang cuaca
h.
Vulkanologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang gunung api
i.
Seismologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi
j.
Biogeografi adalah
studi tentang penyebaran makhluk hidup atau keaneka ragaman hayati secara geografis di permukaan bumi berdasarkan ruang dan
waktu.
k.
Ekologi lanskap adalah
ilmu mempelajari
pengaruh antara bentang alam dengan proses ekologi.
l.
Glasiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang sifat-sifat fisika dan kimia dari es dan salju (gletser), pembentukan formasi, pergerakan
dan juga evolusinya.
m.
Pedologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek geologi tanah. Di
dalamnya ditinjau berbagai hal mengenai pembentukan tanah (pedogenesis),
morfologi tanah (sifat dan ciri fisika dan kimia), dan klasifikasi tanah.
n.
Paleogeografi adalah ilmu yang mempelajari
dan menganalisis bentuk permukaan Bumi di masa lalu dengan bukti fisik dari
lapisan Bumi.
o.
Geografi pesisir adalah
ilmu yang mempelajari
hubungan dinamis antara daratan dengan lautan.
2.
Geografi Sosial (Geografi Manusia)
Geografi sosial adalah cabang geografi yang bidang studinya
meliputi aspek kependudukan dan aktivitas manisia yang terdiri dari aktivitas
politik,sosial dan budaya.Cabang-cabang geografi sosial antara lain:
a.
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil-fosil
bentuk-bentuk kehidupan di masa purba
b.
Antropogeografi adalah
ilmu yang mempelajari penyebaran bangsa-bangsa di muka bumi di lihat dari segi Geografis
c.
Geografi Matematik adalah
ilmu yang berkaitan dengan bentuk,ukuran,serta gerakan bumi
d.
Geografi Historik adalah
ilmu yang mempelajari bumi dilihat dari sudut sejarah dan perkembanganya
e.
Geografi Regional adalah
ilmu yang mempelajari kwasan tertentu secara khusus
f.
Geografi politik adalah ilmu yang mempelajari
unsur-unsur geografi yang berkaitan dengan sistem politik suatu negara,
misalnya batas negara, ibu kota, wilayah bersengketa.
g.
Geografi Manusia adalah
ilmu yang mengkaji aspek sosial,ekonomi dan budaya penduduk
h.
Geografi Demografi adalah ilmu yang mempelajari aspek geografis pada penduduk,
seperti kemajemukan, pertumbuhan, dan persebarannya.
i.
Geografi Ekonomi adalah
cabang geografi yang mengkaji kegiatan ekonomi penduduk dalam suatu
wilayah
j.
Geografi Pedesaan adalah
cabang geografi yang mengkaji kondisi wilayah pedesaan termasuk masyaraat
k.
Geografi Kota adalah
cabang geografiyan mengkaji keadaan wilayah kota termasuk masyrakat dari sudut
geografi
l.
Ilmu kuater adalah
ilmu yang berfokus pada penelitian periode kuarter.
m.
Geografi budaya adalah
ilmu yang mempelajari
norma, produk budaya, dan variasinya serta persebaran dan hubungannya sesuai
perubahan tempat dan waktu.
n.
Geografi pembangunan adalah ilmu yang mempelajari geografi dengan merujuk pada
standar dan kualitas hidup manusia, serta lingkungan dan aktivitas ekonominya
di seluruh dunia.
o.
Geografi kesehatan adalah ilmu yang menerapkan pengetahuan geografi dengan masalah
kesehatan dan penyakit di seluruh dunia.
p.
Geografi agama adalah
ilmu yang mempelajari
hubungan antara perkembangan agama dengan wilayah dan waktu.
q.
Geografi sosial adalah ilmu yang mempelajari fenomena sosial yang berkaitan
dengan geografi dan sosiologi.
r.
Geografi transportasi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan
transportasi, serta pemakaian dan kecenderungannya.
s.
Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari pariwisata sebagai industri,
aktivitas manusia, dan pengalaman yang didapat dari suatu tempat.
t.
Geografi pemukiman adalah ilmu yang mempelajari masalah perkembangan dan penataan
pemukiman penduduk.
Ø
Cabang Ilmu Geografi Berdasarkan Bidang Kajiannya
Berdasarkan bidang kajian, geografi terbagi
atas tiga cabang ilmu yaitu sebagai berikut :
1.
Geografi fisik
Geografi fisik mempelajari bentang lahan (Landscape)
yaitu bagian ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh interaksi dan
interdependensi bentuk lahan. Perhatian utama geografi fisik adalah lapisan
hidup (Life layer) dari lingkungan fisik, yaitu zone tipis dari
daratan dan lautan yang di dalamnya terdapat sebagain besar kehidupan.
Adapun ilmu-ilmu yang menunjang geografi
fisik adalah sebagai berikut :
a. Meteorologi dan klimatologi, merupakan ilmu yang
mempelajari gejala cuaca di atmosfer.
b. Oceanografi adalah ilmu
pengetahuan dan studi eksplorasi mengenai lautan serta semua aspek yang
terdapat di dalamnya termasuk sedimen, batuan yang membentuk dasar laut,
interaksi antara laut dengan atmosfer, pergerakan air laut serta tenaga yang
menyebabkan adanya gerakan tersebut baik tenaga yang berasal dari dalam maupun
yang berasal dari luar.
c. Hidrologi mempelajari gerakan
dan distribusi air di bumi.
d. Hidrografi adalah suatu cabang
ilmu geografi fisik yang berhubungan dengan penelitian dan pemetaan air di
permukaan bumi.
e. Geologi menjelaskan bagaimana
bumi terbentuk dan bagaimana bumi berubah dari waktu ke waktu.
f. Geomorfologi mempelajari bentuk
permukaan lahan dan sejarahnya.
g. Ilmu tanah adalah ilmu yang
mempelajari hal ihwal atau sifat-sifat tanah.
h. Geografi tanah ialah ilmu yang
mempelajari tentang tanah, meliputi sifat, genesis, penyebaran, dan
penerapannya terhadap kehidupan manusia.
i. Biologi adalah ilmu
pengetahuan tentang makhluk hidup, baik manusia maupun tumbuhan dan hewan.
j. Biogeografi adalah ilmu yang
mempelajari penyebaran organisme dalam ruang dan waktu, serta faktor-faktor
yang memengaruhi, membatasi atau menentukan pola penyebaran jarak.
2.
Geografi
manusia
Geografi manusia mempelajari manusia dalam
ruang, termasuk jumlah penduduk, penyebaran penduduk, dinamika penduduk,
aktivitas ekonomi, politik, sosial dan budayanya. Cabang geografi manusia di
antaranya sebagai berikut :
a. Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha-usaha
manusia untuk mencapai kemakmuran, gejala-gejalanya dan hubungan timbal balik
dari usaha tersebut.
b. Geografi ekonomi membahas bagaimana
manusia mengeksploitasi sumber daya alam, menghasilkan barang dagangan, pola
lokasi, dan persebaran kegiatan industri, serta seluk beluk komunikasi.
c. Politik adalah kegiatan pada
suatu negara yang berhubungan dengan proses untuk menentukan tujuan-tujuan yang
telah dipilih oleh suatu negara dalam rangka mencapai tujuan yang akan dicapai
oleh negara itu sendiri.
d. Geografi politik mempelajari unit-unit
politik, wilayahnya, perbatasan, serta ibukotanya dengan unsur-unsur kekuatan
nasional dan politik internasional.
e. Demografi adalah ilmu yang
mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk.
f. Geografi penduduk adalah cabang
disiplin geografi yang membicarakan variasi-variasi kualitas ruang dalam
demografi dan nondemografi dari penduduk manusia dan konsekuensi-konsekuensi
sosial dan ekonomi yang berasal dari rangkaian interaksi dengan suatu rangkaian
khusus dari kondisi-kondisi yang terdapat di dalamnya yang diberikan oleh suatu
unit atau daerah.
3.
Geografi teknik
Geografi teknik mempelajari cara-cara
memvisualisasikan dan menganalisis data dan informasi geografis dalam bentuk
peta, diagram, foto udara dan citra hasil penginderaan jauh. Cabang ilmu
geografi teknik yaitu sebagai berikut.
a. Kartografi adalah ilmu dan seni
membuat peta yang menyajikan hasil-hasil ukuran dan pengumpulan data berbagai
unsur permukaan bumi yang telah dilakukan oleh surveyor, geograf, kartograf,
dan lain-lain.
b. Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni
yang memperoleh informasi mengenai objek, daerah, atau gejala dengan
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung
terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji.
c. Sistem Informasi Geografis
(SIG)
adalah
sistem informasi berbasis komputer yang dapat menyimpan, mengelola, memproses,
menganalisis data geografis dan nongeografis serta menyediakan informasi dan
grafis secara terpadu.
Ø
Menurut Huntington,
geografi terbagi empat cabang, yaitu:
1.
Geografi Fisik yang mempelajari
faktor fisik alam
2.
Pitogeografi yang mempelajari
tanaman
3.
Zoogeografi yang mempelajarai hewan
4.
Antropogeografi yang mempelajari
manusia.
Ø
Menurut Muller dan Rinner,
cabang-cabang geografi terdiri atas:
1.
Geografi Fisik yang terdari atas
geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi, geografi
mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan
- Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi transportasi dan komunikasi) geografi politik
- Geografi regional
Ø
Menurut Hagget,
cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Geografi Fisik
Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di
permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala
prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik adalah gejala alamiah di
permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu
keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan manusia.
- Geografi Manusia
Geografi
manusia merupakan cabang geografi yang
obyek kajiannya keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini
termasuk kependudukan, aktivitas manusia yang meliputi aktivitas ekonomi,
aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya. Dalam melakukan
studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi
penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi
sosial.
a.
Geografi penduduk merupakan cabang
geografi manusia yang obyek studinya keruangan penduduk. Obyek studi ini
meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk dari suatu
wilayah.
b.
Geografi Ekonomi merupakan cabang
geografi manusia yang bidang kajiannya berupa struktur keruangan aktivitas
ekonomi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan struktur ekonomi
masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi,
komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam analisisnya, faktor lingkungan alam
ditinjau sebagai faktor pendukung dan penghambat struktur aktivitas ekonomi
penduduk. Geografi ekonomi mencakup geografi pertanian, geografi industri,
geografi perdagangan, geografi transportasi dan komunikasi.
c.
Geografi Politik merupakan cabang
geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau
kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau
kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi
dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian
geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek
hubungan regional, dan internasional.
d.
Geografi permukiman adalah cabang
geografi yang obyek studinya berkaitan dengan perkembangan permukimam di suatu
wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas adalah kapan suatu wilayah dihuni
manusia, bagaimana bentuk permukimannya, faktor apa yang mempengaruhi
perkembangan dan pola permukiman.
- Geografi Regional
Geografi
Regional merupakan diskripsi yang menyeluruh
antara aspek manusia dan aspek alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah
interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam suatu
ruang tertentu.
Q.
PARADIGMA GEOGRAFI
Paradigma merupakan
cara pandang keilmuan yang sama termasuk di dalamnya asumsi, prosedur, dan
penemuan yang diakui serta diterima oleh sekelompok ilmuwan dan akhirnya diakui
masyarakat pada umumnya. Sebagai suatu ilmu yang sudah lama berkembang, geografi
juga mengalami pergeseran paradigma dalam studinya. Mulai dari masa tradisional
hingga kontemporer.
1. Paradigma Geografi Tradisional
Berkembangnya paradigma ini dimulai sebelum
tahun 1960-an. Selama masa ini berkembang tiga paradigma geografi, yaitu:
a.
Paradigma Eksplorasi
Paradigma ini ditandai dengan adanya
penemuan-penemuan daerah baru. Ditunjukkan dengan giatnya upaya pemetaan,
penggambaran, dan pengumpulan fakta di wilayah baru yang belum diketahui.
Kegiatan ini menghasilkan tulisan, gambaran, serta peta yang memberikan manfaat
bagi para geograf untuk menyempurnakan yang telah ada. Sifat dari produk yang
dihasilkan berupa deskripsi dan klasifikasi wilayah baru dilengkapi dengan
fakta lapangan. Oleh karena kondisi ini, banyak pihak menyebutnya sebagai era geographical
thought atau gagasan secara geografi dalam bentuk deskripsi sederhana dari
pengaturan serta klasifikasi data yang masih sangat sederhana.
b.
Paradigma Environmentalisme
Paradigma ini merupakan kelanjutan dari
paradigma terdahulu. Dorongan peningkatan produk yang lebih akurat dan detail
menuntut peneliti melakukan pengukuran lebih mendalam terkait dengan elemen
fisik. Nah, paradigma ini populer pada akhir abad XIX. Bentuk-bentuk analisis
secara mendalam seperti analisis morfometrik, sebab akibat, serta analisis network
sangat berkembang. Perkembangan lebih lanjut tampak dengan adanya analisis
hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hubungan ini menunjukkan bahwa
manusia tidak lagi menerima alam apa adanya.
c.
Paradigma Regionalisme
Pada paradigma ini timbul atas adanya
sintesis hubungan manusia dan lingkungan, hingga memunculkan konsep-konsep
region. Beberapa konsep yang muncul, yaitu adanya pembagian wilayah berdasarkan
tipenya, formal dan fungsional. Juga pewilayahan berdasarkan hierarki dan kategori.
Selain itu, analisis temporal berkembang pula pada masa ini.
2. Paradigma Kontemporer
Pada masa ini, ditandai dengan berkembangnya
metode analisis kuantitatif, model building, dan analisis keruangan.
Hingga masa ini disebut periode paradigma analisis keruangan. Seorang geograf, Coffey,
mengungkapkan ciri-ciri paradigma geografi kontemporer yaitu adanya
spesialisasi dalam geografi hingga mengakibatkan studi geografi seolah
terpisah. Kondisi ini mendorong kemunculan pendekatan sistem dalam ilmu geografi
untuk membuat geografi kembali pada fitrahnya.
R.
MANFAAT GEOGRAFI
% Manfaat
Geografi Dalam Menjelaskan Hubungan Antar Gejala Permukaan Bumi
1. Bidang Pertanian
Pertanian merupakan sistem keruangan
yang terdiri dari aspek fisik dan manusia. Aspek
fisik antara lain lahan, iklim, air dan udara. Sedangkan aspek manusia meliputi tenaga kerja,
tradisi, teknologi dan ekonomi masyarakat.
Analisis hubungan antara aspek fisik dengan
manusia pada bidang pertanian bermanfaat untuk menyusun sistem diversifikasi
tanaman pada lahan pertanian, yang penting untuk menjaga keseimbangan
lingkungan lahan agar produktivitas tetap tinggi.
2. Bidang Industri
Merupakan tinjauan terhadap aspek
industri pada hubungan antara aspek fisik dan manusia. Aspek fisik yang bepengaruh terhadap kegiatan industri misalnya
lahan, bahan baku dan sumber daya energi. Sedangkan aspek manusia yang penting untuk kegiatan industri adalah tenaga
kerja, tradisi, teknologi, konsumen dan pasar. Hasil analisis hubungan
digunakan untuk menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri.
Sebagai contoh untuk memeratakan
persebaran penduduk maka sebaiknya pemerintah pengarahkan penemapatan lokasi
industri di daerah yang masih jarang penduduknya, seperti :
a.
Mengembangkan pengetahuan tentang
pola-pola keruangan dan proses yang
berkaitan.
b.
Mengembangkan keterampilan dasar
dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
c.
Menumbuhkan sikap, kesadaran dan
kepedulian terhadap lingkungan hidup dan
sumber daya serta toleransi terhadap
keragaman sosial-budaya masyarakat.
d.
Mengembangkan konsep dasar geografi
yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar, dan wilayah negara/dunia
e.
Mengembangkan keterampilan analisis,
sintesis, kecenderungan dan hasil-hasil
dari interaksi berbagai gejala geografis.
f.
Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam,
peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.
% Manfaat
Geografi Dalam Memahami Dunia
1.
Pemanfaatan
sungai, danau, dan laut untuk kegiatan transportasi dan sumber energi.
2.
Pemanfaatan
tata guna lahan untuk kegiatan pertanian.
3.
Pemanfaatan
angin untuk membantu kegiatan pelayaran.
4.
Pemanfaatan
air tanah untuk industri air mineral.
5.
Membantu
manusia menentukan lokasi pendirian industri.
% Manfaat Ilmu Geografi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Beberapa manfaat ilmu
geografi dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1.
Pemanfaatan ilmu
geografi yang berkaitan dengan bidang litosfer
a.
Pemanfaatan
tata guna lahan untuk kegiatan pertanian.
b.
Pengidentifikasian
atau pengenalan daerah-daerah pusat gempa sehingga dapat mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi.
c.
Pemanfaatan
sumber daya tambang yang dihasilkan dari suatu daerah.
d.
Pemanfaatan
energi geotermal, yaitu panas bumi melalui peledakan rongga-rongga besar di
dalam kerak bumi.
2.
Pemanfaatan ilmu
geografi yang berkaitan dengan bidang biosfer
a.
Di
daerah padang rumput dimanfaatkan untuk kegiatan peternakan.
b.
Pemanfaatan
keindahan pantai untuk membuka daerah tujuan wisata.
c.
Pemanfaatan
pegunungan salju untuk kegiatan olahraga ski.
3.
Pemanfaatan ilmu
geografi yang berkaitan dengan bidang atmosfer
a.
Adanya
prakiraan cuaca yang membantu dalam kegiatan perhubungan dan pertanian.
b.
Pemanfaatan
kilatan petir untuk menambah sumber daya energi listrik.
c.
Pemanfaatan
angin untuk membantu kegiatan pelayaran.
d.
Pemanfaatan
lapisan udara untuk frekuensi gelombang radio.
e.
Penggunaan
angin sebagai sumber energi melalui kincir angin ataupun alat aerodinamika.
f.
Melalui
pembelajaran konsep iklim, dapat diciptakan suatu iklim buatan dengan rumah
kaca untuk tanaman.
4.
Pemanfaatan ilmu
geografi yang berkaitan dengan bidang hidrosfer
a.
Pemanfaatan
sungai, danau, dan laut untuk kegiatan transportasi dan sumber energi.
b.
Pemanfaatan
sungai untuk pembangkit tenaga listrik.
c.
Pemanfaatan
gelombang atau ombak untuk olahraga selancar.
d.
Pemanfaatan
air tanah untuk industri air mineral.
e.
Pemanfaatan
tenaga pasang surut untuk sumber energi sehingga dapat menyalurkan air melalui
turbin-turbin.
f.
Pemanfaatan
geiser yang terjadi secara alamiah sebagai sumber tenaga di beberapa negara.
5.
Pemanfaatan ilmu
geografi yang berkaitan dengan bidang antroposfer
a.
Pemanfaatan
data sensus penduduk untuk perencanaan pembangunan.
b.
Pemanfaatan
sungai, danau, dan rawa untuk sumber mata pencaharian.
c.
Membantu
manusia menentukan lokasi pendirian industri.
S. FENOMENA GEOSFER
Fenomena geosfer
adalah kejadian-kejadian alam yang menyangkut, litosfer, atmosfer, biosfer,
antroposfer, dan hidrosfer.
1.
Atmosfer
Gejala-gejala yang terjadi di atmosfer,
seperti terjadinya perubahan musim dapat berpengaruh antara lain sebagai berikut
:
a.
Pada
musim penghujan para petani mulai menggarap lahannya (sawah tadah hujan).
b.
Jenis
pakaian yang digunakan penduduk, seperti di daerah beriklim dingin, pakaian
yang digunakan pada umumnya tebal-tebal.
Contoh
Fenomena Geosfer :
§ Contoh atmosfer dalam
bentuk materialnya yaitu: awan, udara beserta materi penyusunnya
§ Contoh Atmosfer dalam
bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: perubahan unsur-unsur cuaca
2.
Litosfer
Gejala-gejala yang terjadi di litosfer antara
lain sebagai berikut :
a.
Untuk
mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan
membuat sengkedan (terrasering).
b.
Untuk
menghindari penurunan daya dukung lahan, maka pemanfaatan lahan harus memperhatikan
daya dukung atau kemampuan lahannya.
Contoh
Fenomena Geosfer :
§ Contoh Litosfer dalam
bentuk materinya yaitu: batuan dengan berbagai jenisnya, gunung dengan tipe dan
ketinggianya.
§ Contoh Litosfer dalam bentuk fenomena dan
gejala geografi: gempa, pergerakan lempeng tektonik, patahan,tanah longsor dan
sebagainya.
3.
Hidrosfer
Gejala-gejala yang terjadi di hidrosfer
antara lain sebagai berikut :
a.
Besar
kecilnya air limpasan di permukaan bumi, selain dipengaruhi oleh besar dan
lamanya hujan juga dipengaruhi penggunaan lahan oleh manusia. Apabila
perbukitan yang seharusnya dijadikan tempat peresapan air (catchment area)
dijadikan areal permukiman atau kegiatan pertanian yang tidak memperhatikan
pelestariannya maka air limpasan (run off) jumlahnya semakin banyak.
b.
Besar
kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi oleh banyak sedikitnya peresapan air ke
dalam tanah. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis batuan dan vegetasi penutup
lahan. Cadangan air tanah juga dipengaruhi cara manusia yang memanfaatkannya.
Jika manusia memanfaatkan air tanah secara boros, ketersediaannyapun akan cepat
habis.
Contoh
Fenomena Geosfer :
§ Contoh Hidrosfer
dalam bentuk materinya yaitu: air, salju, uap (gas)
§ Contoh Hidrosfer
dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: pasang surut, arus laut,
pergerakan air tanah, erosi, banjir,
tsunami dan
lain-lain
4.
Biosfer
Keragaman flora dan fauna menyebabkan
keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Pada daerah penghasil padi mayoritas
penduduk mengonsumsi nasi dari beras. Pada daerah penghasil gandum menggunakan terigu
sebagai bahan untuk membuat makanannya. Keberadaan hewan juga demikian misalnya
orang Thailand menggunakan gajah untuk mem bantu pekerjaannya, sedangkan di
Indonesia penduduk meman faatkan kuda, sapi, dan kerbau. Hal ini disebabkan
karena faktor keberadaan dari hewan-hewan tersebut.
Contoh
Fenomena Geosfer :
§ Contoh Biosfer dalam
bentuk materinya yaitu: flora dan fauna
§ Contoh Atmosfer dalam
bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: persebarannya, habitatnya (kondisi
ruangan yang mendukungnya)
5.
Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-ftera. Sementara pengertian lain
Antroposfer yang diperkenalkan oleh Eratosthenes merupakan ilmu yang
mendeskripsikan manusia dengan lingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
Contoh
Fenomena Geosfer :
§ Contoh Anthroposfer
dalam bentuk materinya yaitu: kehidupan biologisnya (kelahiran, kematian)
§ Contoh Anthroposfer
dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: kehidupan sosialnya, aktivitas
ekonominya, budayanya dan lain-lain.
Ø Gejala Geografi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Beberapa gejala geografi yang sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari antara lain cuaca, iklim, gempa bumi, vulkanisme,
angin, dan lain-lain.
1. Cuaca
Cuaca adalah keadaan rata-rata pada suatu
tempat, meliputi daerah yang sempit, dan waktunya relatif singkat. Cuaca sangat
memengaruhi kehidupan manusia di muka bumi. Keadaan cuaca dapat diperkirakan
dengan cara pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap unsur-unsur cuaca misalnya
suhu udara, tekanan udara, kelembapan, angin, keadaan awan, dan curah hujan.
2. Iklim
Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca pada
suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lebih lama. Iklim sangat
berpengaruh pada pergantian musim yang ada di Indonesia. Keberadaan musim
penghujan dan musim kemarau di Indonesia sangat berpengaruh pada kehidupan
petani khususnya untuk kelangsungan hidup tanaman-tanaman semusim, di mana pada
musim kemarau petani akan menanam palawija dan pada musim penghujan petani akan
menanam padi. Keadaan iklim di permukaan bumi sangat bervariasi tergantung pada
letak lintang dan bentuk daerah. Unsur-unsur iklim antara lain, pola suhu atau
temperatur udara, pola tekanan udara, dan pola kelembapan udara.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah gejala alam yang
memengaruhi kehidupan manusia. Gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
gempa bumi runtuhan (terban), gempa bumi tektonik, dan gempa bumi vulkanik.
Contoh, gempa bumi tektonik adalah gempa yang terjadi di Yogyakarta dan
sebagian Jawa Tengah yang banyak menimbulkan korban jiwa dan rusaknya bangunan
yang ada di wilayah tersebut. Manusia sampai saat ini hanya bisa meramalkan
akan adanya gempa bumi, tetapi belum bisa memastikan kapan terjadinya gempa
bumi, sehingga hal yang terpenting adalah kewaspadaan penyelamatan diri ketika
terjadi bencana tersebut.
4. Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa naiknya magma
dari dalam perut bumi menuju permukaan bumi. Magma merupakan campuran
batu-batuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat panas. Aktivitas magma sangat
dipengaruhi oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya.
Magma dapat berbentuk gas, padat, dan cair. Aktivitas gunung api tidak hanya
menimbulkan kerugian tetapi juga dapat memberikan keuntungan di antaranya
daerah di sekitar gunung api sangat subur sehingga hasil pertaniannya sangat
besar.
5. Angin
Perbedaan tekanan udara di beberapa tempat
menimbulkan aliran udara dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat
bertekanan rendah yang disebut dengan angin. Untuk mengetahui arah angin dapat
digunakan bendera angin dan untuk mengetahui kecepatan angin di gunakan alat
yang di sebut dengan anemometer. Angin terjadi sepanjang tahun atau setiap
musim dengan intensitas yang berbeda-beda. Angin sangat diperlukan manusia,
khususnya bagi para nelayan yang menggantungkan pada arah dan kecepatan angin
dalam aktivitasnya mencari ikan di laut.
T. FENOMENA DAN ISU-ISU SPASIAL-GLOBAL
Kemajuan dan
pemanfaatan IPTEK dalam mengolah sumberdaya lingkungan (alam, sosial, budaya),
sudah merupakan tuntutan yang tidak mungkin dicegah. IPTEK yang dilematik
antara kadar positif (rahmat) dan negatif (laknat), harus menjadi kepedulian
bersama untuk mengelolanya. Penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang tidak
terkendali, yang mengabaikan asas-asas ekologi dan kelestarian, telah membawa
dampak negatif terhadap keseimbangan dan kelestarian lingkungan sebagai
sumberdaya.
Fenomena dan
masalah-masalah spasial-global yang sedang melanda kehidupan dewasa ini,
meliputi :
1.
Produktivitas pangan
yang menurun,
dan bahaya kelapan sebagai akibat gagal panen karena cuaca serta musim yang
tidak menentu;
2.
Erosi, banjir, tanah
longsor dan kekeringan akibat rusaknya kawasan penampung hujan (catchment
area), daerah resapan, dan areal hutan lindung, sebagai akibat pembalakan liar
(illegal loging) yang tidak terkendali, serta pembangunan fisik (pemukiman,
gedung-gedung, jalan) yang tidak memperhatikan drainase dan daerah resapan;
3.
Pencemaran lingkungan (udara, air, tanah,
suara) yang diakibatkan oleh pembangunan ekonomi (industri, pertambangan) yang
tidak menerapkan AMDAL sebagaimana seharusnya.
4.
Pemanasan global (global warming), sebagai akibat
terjadinya “efek rumah kaca” (green house
effects) dari pencemaran udara yang makin meningkat (industri/pabrik,
kendaraan bermotor), serta diperkuat oleh rusaknya kawasan hijau(pertamanan,
hutan, jalur hijau) yang berfungsi menyerap gas-gas buangan.
5.
Fenomena gempa bumi,
tsunami, gelombang pasang, letusan gunung api yang tidak dapat dilepaskan dari
perilaku manusia (dalam penerapan, dan menggunakan IPTEK) yang mengabaikan
perilaku serta dinamika fenomena alam (percobaan ledakan nuklir liar,
penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan).
6.
Pengangguran dan
kemiskinan yang meluas, sebagai akibat kesenjangan antara pertumbuhan penduduk,
terutama pertumbuhan angkatan kerja dengan peluang, lapangan serta kesempatan
kerja yang terbatas, dan diperkuat oleh ketidakseimbangan sumber-sumber
kesejahteraan dampak dari kemiskinan struktural.
Casino de San Diego - Mapyro
BalasHapusCasino de San 창원 출장마사지 Diego Map and Hotels, San Diego 남양주 출장마사지 County offers 광양 출장마사지 information and 광주광역 출장샵 tips on casinos and other 동해 출장마사지 places to stay in San Diego. Find the reviews and information